NU Majalengka Adakan Ngaji Islam Nusantara

77

MAJALENGKA, (Ansorjabar Online) – Bulan Ramadhan identik dengan Bulan Shilaturrahmi. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KB NU) Kabupaten Majalengka. Sebagaimana tampak dalam Tampak dalam Kegiatan Ngaji Islam Nusantara Bersama H. Nasir, S.Ag dan Ahmad Ginanjar Sya’ban, M.Hum di Gedung Pengurus Cabang NU (PC NU) Kabupaten Majalengka, Selasa (20/2017).

Ketua Panitia Aan Subarhan mengatakan Kegiatan ini digelar dalan Rangka shilaturrahmi KBNU dan Reses Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PKB.

“Acara ini kami kemas dalam Ngaji Islam Nusantara sebagai bentuk pemahaman terhadap keislaman yang lebih nasionalis”, katanya.

Ketika diminta komentarnya tentang subtansi acara, Aan menjelaskan bahwa selama ini Islam Nusantara dianggap oleh sebagian orang sebagai bentuk ajaran islam baru, padahal Islam Nusantara itu Islam yang sama dengan yang lainnya yang cuma lebih menghargai kearifan lokal.

“Sengaja kita menggelar acara ini untuk menjelasakan kepada publik khususnya KBNU, bahwa Islam Nusantara itu bukan agama baru, tapi Islam yang sama dengan lainnya hanya lebih menghargai kearifan lokal serta menggali ajaran-ajaran ulama nusantara”, jelas pria yang juga menjabat Ketua Bidang Kaderisasi Gerapak Pemuda Ansor Kabupaten Majalengka ini.

Dilain pihak Ketua Pengurus Cabang NU (PC NU) KH. Harun Bajuri mengatakan Acara ini sangat bagus dan berterima kasih kepada penyelenggara yang telah mengadakan acara ini dalam rangka memperluas wawasan warga nadhliyin tentang Islam Nusantara ini.

“Kami berterimakasih dan bangga atas ghiroh kaum muda nahdliyin dalam menggerakkan intelektualitasnya ini” katanya.

Pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Tarbiyah Rajagaluh ini menambahkan harapan dengan adanya acara ini ada kearifan dari warga nahdliyin dalam menyikapi keberadaan Islam Nusantara sebagai bentuk keilmuan ini.

“Kami berharap dengan acara ini apalagi nara sumber yang dihadirkan memang pakar dibidangnya bisa semakin memperdalam wawasan kita dan menambah kearifan sikap kita sebagai warga nahdliyin dalam proses berkehidupan secara islami ditengah-tengah masyarakat”, tambahnya.

Salah satu Nara Sumber, H. Nasir, S.Ag memaparkan bahwa saat ini posisi NU memang sangat menentukan kedamaian dan keharmonisan kehidupan berbangsa.

“Munculnya ajaran Islam yang lebih menonjolkan simbol dan ritualisme sehingga seakan menyimpang dari subtansi ajaran Islam saat ini sudah mengkhawatirkan keutuhan dan keharmonisan kehidupan berbangsa saat ini. Sehingga sudah saatnya NU sebagai single mayority berperan aktf dengan nilai-nilai tawazun, taadlu, tasamuh dan tawasuth mengembangkan Islam Nusantara yang lebih arif ditengah-tengah masyarakat”, jelasnya.

H. Nasir juga mengungkapkan keoptimisannya bahwa Islam Nusantara yang dimunculkan oleh NU ini merupakan Islam yang cocok dengan kondisi bangsa sehingga bisa menjadi perekat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Islam Nusantara ini Islam yang ramah dan Islam yang memang digali dari ilmu- ilmu ulama nusantara yang bersumber dari nasaba keilmuan yang jelas dan tersambung kepada Rasulullah SAW. ” tambah pria yang juga menjabat sebagai anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Barat ini.

Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Pusat Study Islam Nusantara STAINU Jakarta, Ahmad Ginanjar Sya’ban, M.Hum, Rois Syuriah PC NU, K. Yusuf Karim, Ketua PC NU KH. Harun Bajuri, Ketua Dewan Syuro DPC PKB, KH. Badrussalam, Ketua PC Ansor Ahmad Cece Ashfiyadi, Dansatkorcab Banser Wahyudin, dan Ratusan Pengurus MWC NU, PAC PKB, PAC Ansor, PAC IPNU, PAC IPPNU dan Banser. (edi)