Kenapa Ulama Nusantara Sejak Dulu Menolak Wahabi?

2464

Oleh : Mualif Masykur, S.Kom.I
NU lahir tidak bisa dilepaskan dari sikap pemimpin baru Saudi Arabia waktu itu, yaitu Ibnu Saud yg menyebarkan madzhab Wahabi. Ideologi wahabi yang gemar mengkafir-syirikkan orang yang tidak se-pemahaman itu mendorong para penganutnya untuk menghilangkan peninggalan-peninggalan Islam dengan alasan berpotensi membawa kesyirikkan.

KH Hasyim Asy’ari gelisah dengan gejolak wahabisasi ini, untuk menghadang makin meluaskan ajaran Wahabi tersebut, Kyai Hasyim mengutus KH. Wahab Chasbullah agar pemerintah Saudi membolehkan dan menghormati amaliyah Aswaja seperti ziarah qubur, tawasul dan tabarruk kepada maqam Nabi dan sahabat.

Di bawah ini petikan kitab “Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah” karya Hadratu Syeikh KH. Hasyim Asy’ari (pendiri pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dan pendiri Nahdhatul Ulama) halaman 9-10. Diterangkan sebagai berikut:

ﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﻠﻤﻮ ﺍﻷﻗﻄﺎﺭ ﺍﻟﺠﺎﻭﻳﺔ ﻓﻰ ﺍﻷﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﺴﺎﻟﻔﺔ ﺍﻟﺨﺎﻟﻴﺔ ﻣﺘﻔﻘﻲ ﺍﻻﺭﺍﺀ ﻭ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ , ﻣﺘﺤﺪﻱ ﺍﻟﻤﺄﺧﺬ ﻭ ﺍﻟﻤﺸﺮﺏ , ﻓﻜﻠﻬﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻨﻔﻴﺲ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﺩﺭﻳﺲ , ﻭ ﻓﻰ ﺃﺻﻮﻝ … ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻠﻰ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻷﺷﻌﺮﻱ , ﻭ ﻓﻰ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﻋﻠﻰ ﻃﺬﻫﺐ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻭ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺸﺎﺫﻟﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ

ARTINYA:
Pada masa lalu Umat Islam di Jawa sepakat dalam berpendapat dan bermadzhab dengan satu rujukan dan pegangan, yaitu dalam bidang fiqih mengikuti kepada Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, dalam masalah ushuluddin mengikuti kepada madzhab Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, dan dalam bidang tasawuf mengikuti kepada Imam Al-Ghozali dan Imam Abul Hasan Asy-Syadzili.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ
ﺛﻢ ﺍﻧﻪ ﺣﺪﺙ ﻓﻰ ﻋﺎﻡ ﺃﻟﻒ ﻭ ﺛﻼﺛﻤﺎﺋﺔ ﻭ ﺛﻼﺛﻴﻦ ﺃﺣﺰﺍﺑﺎ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ , ﻭ ﺃﺭﺍﺀ ﻣﺘﺪﺍﻓﻌﺔ , ﻭ ﺃﻗﻮﺍﻝ ﻣﺘﻀﺎﺭﺑﺔ , ﻭ ﺭﺟﺎﻝ ﻣﺘﺠﺎﺫﺑﺔ , ﻓﻤﻨﻬﻢ ﺳﻠﻔﻴﻮﻥ ﻓﺎﺋﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺳﻼﻓﻬﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻤﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ , ﻭ ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻟﻜﺘﺐ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﺍﻟﻤﺘﺪﺍﻭﻟﺔ , ﻭ ﻣﺤﺒﺔ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻭ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻭ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ , ﻭ ﺍﻟﺘﺒﺮﻙ ﺑﻬﻢ ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻭ ﺃﻣﻮﺍﺕ , ﻭ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﺍﻟﻘﺒﻮﺭ , ﻭ ﺗﻠﻘﻴﻦ ﺍﻟﻤﻴﺖ , ﻭ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻋﻨﻪ , ﻭ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻭ ﻧﻔﻊ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭ ﺍﻟﺘﻮﺳﻞ ﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ

ARTINYA:
Kemudian pada tahun 1330 H muncul bermacam-macam golongan, pendapat-pendapat yang bertentangan, pikiran-pikiran yang berseberangan , dan para tokohnya saling tarik-menarik (kontroversi). Dari mayoritas para tokoh, ada para ulama salaf yang konsisten terhadap kesalafan-nya, yang mengikuti terhadap madzhab yang telah ditentukan, dan berpegang teguh pada kitab-kitab yang dianggap presentatif (mu’tabaroh) yang biasa beredar (masyhur). Mencintai ahli bait (keluarga Nabi Muhammad SAW), mencintai para wali dan orang-orang yang shaleh, mengambil berkah kepada mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, ziarah kubur, men-talqin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini adanya syafa’at (pertolongan), manfa’at do’a, wasilah dan lain-lain.

ﻭ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺮﻗﺔ ﻳﺘﺒﻌﻮﻥ ﺭﺃﻱ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺒﺪﻩ ﻭ ﺭﺷﻴﺪ ﺭﺿﺎ , ﻭ ﻳﺄﺧﺬﻭﻥ ﻣﻦ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﺍﻟﻨﺠﺪﻱ , ﻭ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻭ ﺗﻠﻤﻴﺬﻩ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ ﻭ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻯ , ﻓﺤﺮﻣﻮﺍ ﻣﺎ ﺃﺟﻤﻊ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﻧﺪﺑﻪ , ﻭ ﻫﻮ ﺍﻟﺴﻔﺮ ﻟﺰﻳﺎﺭﺓ ﻗﺒﺮ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ , ﻭ ﺧﺎﻟﻔﻮ ﻫﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﻭ ﻏﻴﺮﻩ , ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﻪ ﻓﻰ ﻓﺘﺎﻭﻳﻪ : ﻭ ﺍﺫﺍ ﺳﻔﺮ ﻻﻋﺘﻘﺎﺩﻩ ﺃﻧﻬﺎ ﺃﻱ ﺯﻳﺎﺭﺓ ﻗﺒﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻓﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻃﺎﻋﺔ , ﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﺤﺮﻣﺎ ﺑﺎﺟﻤﺎﻉ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ , ﻓﺼﺎﺭ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﻤﻘﻄﻮﻉ ﺑﻪ .

ARTINYA:
Sebagian lagi ada golongan yang mengikuti kepada pendapat Muhammad Abduh dan Rosyid Ridho. Mereka mengikuti kepada perbuatan bid’ah Muhammad bin Abdul Wahab an-Najdi, Ahmad Ibnu Taimiyah, dan kedua muridnya, Ibnul Qoyyim dan Ibnu Abdil Hadi. Golongan ini mengharamkan apa yang telah disepakati oleh mayoritas umat Islam untuk dilaksanakan sebagai sunnah Nabi, seperti berziarah ke makam Rasulullah. Mereka menolak semua hal yang telah disebutkan di atas dan hal-hal lainnya.

Dari kutipan diatas jelas sekali, Mbah Hasyim sangat menolak adanya faham wahabi karena jelas telah menyalahi aqidah mayoritas umat Muslim dunia. Akibat dari aqidah yg bertolak belakang tersebut, dakwah Wahabi tak jarang menghantam dan menyulut provokasi terhadap muslim yg berbeda paham.

Kejadian di Sidoarjo, dimana Ansor dan Banser meminta seorang ustad Wahabi untuk tidak meneruskan ceramahnya dan di ganti dengan penceramah yg lain yang tidak menyebar caci maki sesuai dengan hasil mediasi, menurut saya adalah akumulasi dari kegeraman mayoritas umat Islam Indonesia.

Namun, tindakan yg demikian ini oleh pihak lain justru di pakai propaganda untuk membenci NU dan Ansor. Menurut mereka, tindakan yang di lakukan Ansor adalah tidak sesuai dg sang pendiri NU yg meminta untuk menghormati perbedaan.

Tentu saja anggapan mereka adalah karena ketidakpahaman wahabi terhadap sikap Syaikhuna. Syaikhuna jelas dalam kitab risalah, demikian pula lebih gamblang jika kita runtut dari sejarah berdirinya NU di awal tulisan ini, yang mana misinya memang menghadang gerakan wahabi yang jelas membahayakan persatuan umat Islam, risalah kebangsaan dan dan masa depan kemanusiaan. Klaim wahabi bahwa NU adalah pemecah belah umat tentu sebuah pemutar balikan fakta.

Gerakan Pemuda Ansor dituduh membubarkan pengajian, tapi menjaga gereja. Tuduhan seperti ini di respon oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, bahwa Ansor tidak pernah ada cerita membubarkan pengajian, justru Ansor dan Banser selalu menjaga dan mengawal kyai dalam pengajian. Ansor dan Banser akan menurunkan da’i jika da’i tersebut anti Pancasila dan NKRI atau materi dakwah yang di sampaikan mengandung unsur caci maki, mengandung unsur memecah belah dan menghina sesama ummat Islam.

Jadi apa yang di lakukan oleh Banser Sidoarjo sudah tepat dan tidak keluar dari azaz garis pendiri NU Syaikhuna al-Kirom KH. Hasyim Asy’ari.

Penulis adalah Sekretaris Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa barat dan juga Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jabar