JAM PMII : Ganti Mendikbud, Jika Terus Bikin Gaduh !

140

JAKARTA, Ansorjabar Online-Tahun 2016 yang lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendukbud) Republik Indonesia pernah melontarkan gagasan “Full Day School”. Agaknya, program yang di sebagian masyarakat di sebut kontroversial dan tidak membumi dengan akar kesejarahan bangsa ini akan berlanjut. Hanya saja programnya berganti nama menjadi pendidikan berbasis karakter.

Inidikasinya jelas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy, seperti diberitakan kompas.com akan menerapkan pendidikan berbasis karakter di 15.000 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sekolah yang akan dijadikan model itu meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Saat ini sudah ada sekitar 5.000 sekolah model (berbasis karakter), dan tahun ini target 15.000 sekolah,” kata Muhadjir usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Baabul Jannah di komplek SMK Muhammadiyah 1 Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/2/2017) sore.

Muhadjir menyebut program ini merupakan penguatan karakter untuk Kurikulum 2013 (K13) yang sebelumnya sudah diberlakukan. Siswa akan pulang pukul 16.00 WIB dan program ini sejalan dengan program guru wajib berada di sekolah selama 8 jam per hari.

“Jadi nanti K13 itu akan diberikan tambahan, diberi bobot yang lebih tinggi yaitu 70 persen dalam aspek pendidikan karakter,” ujar Muhadjir.

Lebih lanjut, sekolah-sekolah yang dijadikan model itu tidak hanya sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pilot project, akan tetapi ada beberapa Kabupaten/Kota yang secara sukarela mengajukan diri.

Adapun daerah yang dimaksud antara lain Kabupaten Bandung, Purwakarta, Kota Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Bantaeng (Sulawesi Selatan) dan Siak (Riau).

“Untuk sekolah yang akan mengajukan diri sudah pasti akan dilakukan penilaian terlebih dahulu. Sekolah yang masuk pagi-sore ya tidak layak to? tapi jumlahnya tidak dibatasi. Siapa yang siap, silakan,” papar mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Di lain pihak, Program Pendidikan Karakter menuai banyak kecaman di sana-sini. Program tersebut diniali akan menggerus eksistensi Madrasah Diniyah di semua tingkatan yang secara kesejarahan bangsa telah melekat di pembangunan moral bangsa.

Jaringan Alumni Muda PMII melalui Koordinator Nasionalnya, Hadi Musa Said menilai Prof. Muhajir Effendy selaku Mendikbud kerap bikin gaduh dengan program-programnya.

“Ini jelas-jelas kebijakan yang keblinger tidak melalui kajian yang mendalam. Mestinya, pak Menteri pelajari dulu dari berbagai Aspek. Misalnya memperbaiki dulu fasilitas Pendidikan, kualitas guru yang teruji secara rekam-karakter, kurikulum yang lokalitasnya berbasis akal budi, dan lain sebagainya. Tidak serta merta merubah kalender Pendidikan dengan semaunya sendiri. Dia harus ingat bahwa sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya SD, SMP dan seterusnya. Tapi ada Madrasah Diniyah, Pesantren, dan lainnya” jelas Ade, panggilan akrab Hadi Musa Said.

Ade melanjutkan bahwa sebaiknya pak berhenti membuat gaduh dengan program kontroversinya. Jika terus berlanjut JAM PMII meminta Kepada Presiden Republik Indonesia untuk mencopot mendiknas dikarenakan lebih sering membuat gaduh dari pada mencari terobosan pendidikan yang lebih baik.

Sumber : jagatngopi.com