FDS Dibatalkan, Pertajam Pendidikan Karakter!

55

Pendidikan Umum dan Pendidikan Madrasah adalah satu kesatuan yang ikut membangun citra Indonesia di mata dunia, esensinya sama menciptakan pendidikan yang berkarakter atau berakhlakul karimah.

Imam malik pernah berkata :
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Adab atau akhlak itu hal utama, lebih baik sedikit ilmu daripada tak berakhlak, mempunyai akhlak yang baik adalah lebih utama dari pada ilmu yang banyak.

Presiden telah membatalkan FDS dan akan mengganti dengan Perpres yang menguatkan keduanya. Ini adalah langkah yang tawasuth, sebagaimana dalam Kaidah Ushul Fiqh :

تصرف الامام على الرعية منوط بالمصلحة
“Kebijakan pemimpin atas rakyatnya dilakukan berdasarkan pertimbangan kemaslahatan.”

Sikap yang dilakukan oleh Presiden ini harus diapresiasi serta dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan lembaga pendidikan, khususnya di Kota Tasikmalaya. Karena bagaimanapun juga ini keputusan yang terbaik untuk pendidikan di Kota Tasikmalaya.

Melihat kultur dan budaya Kota Tasikmalaya, dengan budaya keagamaan yang kuat, FDS ini tidak cocok diterapkan, walaupun ada beberapa sekolah yang telah siap menerapkan FDS pada Tahun Ajaran 2017-2018.

Dengan demikian, Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidkan Kota Tasikmalaya, harus tanggap dengan keputusan Presiden ini. Bagaimana membuat suatu kebijakan lokal yang sekiranya mendukung terhadap sikap Tawasuth Presiden ini dan mempertajam Pendidikan Karakter.

Begitupun Kementerian Agama, sebagai ujung tombak pendidikan keagamaan, sekiranya lebih tajam dalam pengawasan dan pengembangan pendidikan berkarakter. Jangan lantas hanya menunggu kebijakan dari pusat saja.

Dalam proses pendidikan, ada dua unsur yang terlibat yaitu pendidik dan anak didik, pendidikan berkarakter ini berlaku untuk keduanya. Anak didik akan berkarakter ketika pendidiknya pun berkarakter.

Sebagaimana dikatakan oleh Imam Abu Hanifah :

الْحِكَايَاتُ عَنْ الْعُلَمَاءِ وَمُجَالَسَتِهِمْ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ الْفِقْهِ لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ وَأَخْلَاقُهُمْ

“Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka”

Tetapi tidak hanya itu, sebagai induk dari pendidikan atau lembaga Pemerintah yang membidangi pendidikan pun harus berkarakter, terlebih harus menjadi contoh terlebih dahulu sebelum memberi contoh.

Semoga para pemangku kebijakan pendidikan selalu disehatkan dan diberi kekuatan oleh Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.

Ponpes Al-Hikmah, 25 Ramadhan 1348 H
Ricky Assegaf