Di Jakarta Ada Menolak Sholatkan Jenazah, Di Tasik Ansor Giatkan Pelatihan “Mulasara”

1418

Leuwisari, (Ansorjabar Online)
Dinamika politik Pilgub DKI Jakarta makin keras. Pada beberapa waktu lalu, diberitakan beredarnya spanduk yang menolak untuk menyolatkan jenazah bagi masyarakat yang memilih pasangan tertentu pada pemilihan putaran kedua mendatang. Tak ayal, hal tersebut menimbulkan reaksi banyak kalangan terutama dikalangan agamawan. Dinamika politik ibukota ini telah merusak tatanan persaudaraan masyarakat.

Lain Jakarta, lain pula Tasikmalaya. Daerah yang dikenal Kota Santri ini, sebagian generasi muda yang tergabung pada Gerakan Pemuda Ansor Leuwisari bergiat membangun kesadaran dan mengajak orang muda untuk peduli dengan soal jenazah.

“Mulasara atau mengurus jenazah itu merupakan kewajiban yang disyariatkan oleh agama kepada yang hidup. Nash nya jelas sebagai fardlu kifayah”, kata Ketua PAC Ansor Leuwisari Agus Sohibul Wafa disela-sela pelatihan pengurusan Jenazah di Ponpes Mawaddatul Huda Desa Arjasari, Senin (27/02).

Menurut Agus, mengurus jenazah seolah menjadi hal yang identik dengan tanggungjawab orang yang sudah tua. Sangat jarang diantara kalangan muda yang memiliki kesadaran dan rasa tanggungjawab untuk mengurus jenazah.

“Jangan sampai suatu saat ditengah masyarakat kita tidak ada lagi yang mau dan mampu ngurus jenazah. Sengaja pelatihan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan kader muda agar mampu mulasara jenazah dari mulai mengkafani, menyolatkan hingga menguburkan jenazah”, imbuhnya.

Pelatihan ini diikuti oleh 40 orang anggota Ansor Leuwisari dengan membaginya pada 5 kelompok. Selain dibekali materi fiqh soal pengurusan jenazah, untuk lebih praktis juga dilaksankan praktek pengurusan dengan menggunakan media boneka. (edi)