Syair Akhir pekan dari Abdul Kodir: Pentingnya Kader Ansor Hormati Orangtua

121

Depok Sabtu 16/11/2019. Bagi Seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi struktur dan kultur dalam dunia ke-Ansor-an cukup Unik, Inovatif dan santuy. Salah-satunya apa yang dilakukan Pengurus Pimpinan cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor kota Depok, melalui Syair, Kodir berusaha mengedukasi kader dari hati ke hati.

Syair yang ditulis kodir disebar melalui group Whatshapp GP Ansor Depok diberi Judul “ORANGTUA” pada hari Sabtu pagi, ( 16/11/2019).

Sebenarnya Apa sih yang dimaksud dengan syair? Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu’ur yang artinya “perasaan”. Dilihat dari asal katanya, syair dapat diartikan sebagai ekspresi perasaan atau pikiran pembuatnya.

Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain. Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak.

Jenis Syair ada empat, antara lain Syair agama. Syair ini mulai dikenal di Indonesia seiring masuknya agama Islam. Terdapat beberapa jenis syair agama, yaitu syair sufi, syair ajaran Islam, syair cerita nabi, dan syair nasihat.

Kembali ke Syair karya Kodir, di dalam kesusastraannya mengandung makna nasihat penting. Ia berusaha mengingatkan kepada pembaca ( dalam hal ini seluruh kader Ansor dan Banser se Kota Depok) untuk selalu menghormati Orang tua.

Dalam Syairnya, Kodir juga mengingatkan ke pembaca tentang Pengorbanan, Perjuangan dan usaha mendidik agar kelak hidup anak lebih baik dari orangtua. Selain itu ia juga mengungkapkan tentang kewajiban bersyukur atas nikmat sekarang.

Untuk Syair dengan teks lengkap sebagai berikut:

Judul:
“ ORANGTUA”

Setiap perjalanan hidup seseorang punya peran yang berbeda dengan lakon yang tidak sama.

Sampai pada titik ini yang dinamakan masa depan adalah fatamorgana yang tidak akan pernah selesai kita mencari dan menemukannya.

Satu yang tidak akan lepas dari sejarah perjalanan hidup kita, adalah kedua orangtua.

Sehebat apapun kita,( tidak ada apa-apa nya bila dibanding dengan kedua orang tua kita), saat ini kedua orangtualah yang hebat karena telah menghebatkan kita. Dengan segala keterbatasanya tanpa kenal lelah kedua orang tua harus berbagi rasa, berbagi nafkah dan berbagi perhatian untuk semua anak-anaknya. Tanpa membedakan satu dengan yang lainya.

Terkadang ( bahkan) disaat melihat anak-anaknya bersedih, mereka harus menyembunyikan rasa sedihnya supaya ( anaknya) tetap terlihat tersenyum. Dan
Dari senyuman itulah semangat tetap terus dipertahankan untuk mewujudkan cita-cita anak-anaknya.

Semua cita-cita orang tua pasti sama. ( Sebuah) cita-cita yang tidak muluk-muluk, hanya ingin hidup anaknya lebih baik dari dirinya. Sangat sederhana. (Se sederhana ukuran level kesuksesan yg orang tua Capai). Karena bukan hidup orang lain yang menjadi ukuran, tapi dirinyalah yang menjadi ukuran anaknya kelak akan sukses atau tidak.

Selayaknya kita bersyukur jika hari ini kita bisa mewujudkan impian dan kegembiraan itu.

Semoga keikhlasan kedua orangtua kita, dalam mengurus kita sebagai anak-anaknya, menjadi amal soleh yang akan terus dialiri pahala tanpa batas dunia dan akhirat , amin yaa robbal alamin..

Selamat bersantai ,selamat berlibur diujung minggu..

AK
Depok, 16 November 2019.

( Sodiqul anwar)