Kasus MA, Fahmi : Ini soal Pendidikan Kita Juga

99

Belum genap satu bulan kasus Riko, bobotoh yang meninggal dunia dikarenakan dikeroyok saat Persib vs Persija. Muncul lagi kasus MA. Pria yang dibakar hidup-hidup di Bekas karena dituduh mencuri amplifier mushola.

Subhan Fahmi, Kepala Sekolah Ansor Jabar ketika ditemui di kediamannya, Pesantren Cibojong Cisurupan Garut (8/7/2017), memberikan pandangan bahwa lemahnya kesadaran hukum masyarakat, dikarenakan pendidikan yang belum berorientasi pada pembangunan karakter bangsa.

“Jangan salah, ini masalah pendidikan kita. Kasus Riko, kasus MA itu seperti fenoma puncak gunung es. Masih banyak kasus kekerasan lain yang belum terekspos media,” kata Fahmi.

Kata Fahmi yang pernah menjadi Ketua Ansor Garut itu mengatakan fenomena kekerasan erat kaitannya dengan pendidikan.

“Pendidikan itu kan mestinya menjadikan orang menjadi manusia yang mencerdaskan. Nah cerdas itu bukan pengetahuan kognitif saja. Tapi juga akhlak,” terang Fahmi.

Ditambah indeks pendidikan Indonesia yang masih rendah.

“Artinya sudah pendidikannya rendah, ditambah pendidikan yan belum berorientasi pada akhlak. Pada karakter,” jelas Fahmi.

Fahmi juga keras menolak pemberlakuan pemberlakuan program Full Day Scholl (FDS).

“Maslah FDS misalnya, ini bukan soal menterinya Muhammadiyyah. Terus kita yang NU menolak. Bukan itu. Tapi FDS akan membentuk siswa semakin jauh dari madrasah yang justru membentuk karakter,” lanjut Fahmi.

Menurut Fahmi, solusi kasus Riko dan MA bukan hanya masalah hukum tapi juga masalah pendidikan.

“Hukum iya. Harus dibereskan. Tapi jangan lupa ini masalah pendidikan. Jangan sampai bangsa kita yang terkenal santu, someah hade kasemah menjadi buas dan tidak beradab,” kata Fahmi

Idham