Yudisium IAIN Tulungagung: Sarjana Pendidikan Islam Tidak Akan Menganggur

106

Yudisium IAIN Tulungagung:
Sarjana Pendidikan Islam Tidak Akan Menganggur

Tulungagung—Sebanyak 807 calon sarjana mengikuti Yudisum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung sebelum mereka diwisuda bersama fakultas lainnya pada pekan depan. Yudisum diisi dengan ceramah bertema “Menjadi Sarjana yang Kompetitif di Era Revolusi Industri 4.0”, Kamis (20/9).

Wakil Rektor Bidang Adminstrasi, Perencanaan dan Keuangan IAIN Tulungagung Saifuddin Zuhri menerima penyerahan 807 calon sarjana dari Binti Maunah Dekan FTIK. Saifuddin berharap agar para mahasiswa dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di kampus di tengah-tengah masyarakat.

“Masyarakat sangat berharap kiprah sarjana IAIN apalagi pendidikan Islam, dalam mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang menjamur”, kata Saifuddin.

Ruchman Basori Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan yang didaulat sebagai nara sumber tunggal mengatakan sarjana pendidikan Islam tidak akan menganggur, karena ilmunya sangat dibutuhkan di masyarakat.

“Banyak peran yang dimainkan dari mulai menjadi guru dalam pengertian yang sebenarnya, ahli agama dan menjadi pemikir untuk memberikan solusi atas problem-problem masyarakat yang komplek”, kata Alumni FTIK IAIN Walisongo ini.

Untuk tidak menganggur, Ruchman berharap agar sarjana baru ini memahami dengan benar pangsa pasar kita yang sudah bergerak memasuki era insdutri 4.0 yang salah satunya ditandai dengan kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif.

“Berbagai macam kebutuhan manusia saat ini telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi”, terang Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang.

Kepada calon sarjana Ruchman mengingatkan di secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. Sementara ada 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini.

Di balik ancaman lanjut Ruchman juga ada peluang yaitu era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru. “Beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak dari arus era digitalisasi misalnya toko konvensional tergantikan dengan model bisnis marketplace dan taksi atau Ojek Tradisional tergeserkan dengan moda-moda berbasis online”, katanya.

Ruchman juga menyinggung 5 skills yang pertumbuhan permintaannya akan paling tinggi berdasarkan beberapa sektor industri yaitu Cognitive Abilities, System Skills, Complex Problem Solving, Content Skills dan Process Skills. “Para pendidik alumni PTKI saya yakin mampu menjalankan peran-peran yang dibutuhkan di era revolusi industri ini”, tegas Ruchman.

Binti Maunah menyatakan kebanggannya bahwa FTIK adalah fakultas yang paling banyak peminatnya di IAIN Tulungagung. “10 Prodi yang ada selalu membludah peminatnya bahkan kami telah banyak menolak calon mahasiswa karena keterbatasan ruang pembelajaran”, kata Binti.

Kepada calon wisudawan Binti berharap agar sarjana binaannya untuk berkomitmen tinggi pada prioritas disertai dengan semangat perjuangan dan kerja keras untuk bersaing dengan sarjana-sarjana lainnya.(RB)