Upacara Peringatan 17 Agustus 2017 di Ponpes Cipulus Purwakarta

400

Upacara Peringatan 17 Agustus 2017 di Ponpes Cipulus Purwakarta

17 Agustus 1945-2017, 72 tahun Indonesia Merdeka, adalah waktu yang Panjang, Sejarah telah ditulis dan para pejuang kemerdekaan begitu gigih dalam merebut kemerdekaan Indonesia, Peran santri pada waktu itu begitu jelas dalam ikut memerdekan Bangsa ini, Ponpes Cipulus Purwakarta yang berdiri jauh sebelum Indonesia Merdeka tentunya mengalami proses yang panjang untuk terus mempertahankan NKRI, Ponpes Cipulus berdiri tahun 1840 M, tepatnya 105 tahun sebelum Indonesia Merdeka, Hari ini kita bersama ribuan Santri melaksanakan Peringatan Upacara Kemerdekaan di Lapangan Pondok Pesantren, dipimpin Langsung oleh Abah Cipulus KH. Adang Badruddin Pengasuh Pesantren Al Hikamyssalafiyah Cipulus Purwakarta, sebagai Pembina Upacara. Demikian disampaikan oleh H. Hadi M Musa Said, Humas Ponpes Cipulus

Sebagai Pembina Upacara : Dalam Amanat nya Abah Cipulus menyampaikan, Kemerdekaan Indonesia adalah hasil Perjuangan semua kekuatan Bangsa Indonesia yang bersatu padu untuk merebut Kemerdekaan Indonesia dan didalamnya ada peran Santri, Kyai, Ajeungan, Ulama para Ustadz dan Masyarakat lyas yang begitu besar ikut berjuang dengan mengorbankan Harta benda, keringat bahkan darah dan nyawanya, Perjuangan memerdekakan Bangsa Indonesia bukan sesuatu yang mudah, ini bukan Hadiah Penjajah tapi pwrjuangan para Syuhada orang-orang tua kita, sesepuh kita dan saat ini anak-anak santri harus mengisi kenerdekaan dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia,

NKRI dengan dasar Negara Pancasila sebagai pedoman kita untuk tetap menjaga keberagaman, menjamin warga Negara untuk menjalankan Ibadah sesuai dengan Agamanya, dan sebagai warga Negara Indonesia harus ber-Tuhan sesuai dengan sila Pertama, Ketuhanan tang Maha Esa, karena kita Islam yang menganut pada faham Ahlussunah Waljamaah (NU) ya harus mengikuti para Ulama yang menjadi pimpinan kita semua, demikian disampaikan oleh Abah Cipulus (KH. adang Badrudin)

Selanjutnya, sila Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradap, artinya menjadi manusia Indonesia harus bisa berbuat yang adil (terutama para Pemimpin) dan punya adab, sopan santun Etika dan saling menjaga sesama manusia, jangan hanya mementingkan dirinya sendiri, kelompoknya masing-masing, berbuatlah yang adil untuk kemajuan Bangsa Indonesia..

Ketiga adalah persantuan Indonesia, perlu ditegaskan lagi kita semua warga Negara harus besyukur hidup di Indonesia yang damai, bisa bersatu dalam perbedaan, keberagaman dan kebhibekaan,

Yang keempat Indonesia didirikan dari hasil musyawarah yang tentunya semua pihak harus terus bersama-sama membangun Indonesia dan tentunya dengan didasari oleh sila kelima yaitu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, jaga kemerdekaan dengan tetap mempertahankan NKRI karena itu warisan para Ulama, Kyai Ajeungan, jadi bukan Khilafah atau yang lainya, kalau ada yang mau merubah dan mengganti Pancasila artinya tidak menghargai para Ulama jadi harus ditolak dan tidak boleh, demikian amanat Abah Cipulus.

Seusai Upacara 17 Agustus di Ponpes Cipulus Purwakarta dilanjutkan dengan mentanyikan lagu 17 Agustus 45 dan Yalal Wathan, dan perlimbaan untuk santri dalam rangka meneriahkan Kemerdekaan Indonesia.
Merdekaa….

Adhe Musa