Supir Bus: Lamun Euweuh NU, Indonesia Bubar

167

Tasikmalaya, Ansor Jabar Online

Setelah mengikuti Kopdar, para Kontributor Ansor Jabar Online dan Upgrading Instruktur Banser di Rumah Toleransi Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (27/8/2023) Pewarta Ahmad Arip Puad Rifai dan Kasatkorcab Banser Kabupaten Tasikmalaya Acep Sirojul Bahrul Ulum sama-sama bergegas pulang ke Singaparna.

Meskipun banyak yang mengajak tetap stay, untuk melanjutkan obrolan, namun ada agenda mengisi materi di PKD Ansor Tasik Selatan.

Pukul 00.30 WIB kami berangkat dari PW Ansor naik sebuah mobil minibus yang dipesan melalui aplikasi, kebetulan supir nya merupakan teman pewarta ketika mondok di Pesantren dulu menuju Cileunyi naik Bis jurusan Singaparna.

Perjalanan begitu nikmat dan asik meskipun agak sedikit kantuk karena obrolan di sepanjang jalan tentang Persib Bandung yang menang 2:1 melawan Rans Nusantara sehingga posisi klasemen di urutan 10 dan kekalahan di Final Fiala AFF U-23 Timnas Indonesia dari Vietnam melalui adu penalty 5:6.

Sampai di Cileunyi pukul 00.50 menunggu bis jurusan singaparna datang, Kasatkorcab membeli dulu oleh-oleh untuk istrinya yang sedang mengandung anak pertama.

“Kalau tidak membeli oleh-oleh, wah bahaya Ketika pulang kerumah” kelakarnya sambil tertawa. Meskipun sudah pangkat Kasat juga lulusan Pendidikan semi militer Diklatsar, Susbalan dan Susplat tapi tetap kalah sama istrinya hihi. Diketahui mereka ini pengantin baru, baru sekitar kurang lebih 7 bulan usia pernikahannya.

Setelah menunggu kurang lebih 1 jam 10 menit, pukul 02.00 WIB Bis Jurusan Singaparna-Jakarta tiba di Cileunyi lalu menaikinya. Selama perjalanan langsung tertidur pulas, terbangunkan oleh suara khas kondektur bis untuk memberi tahu “warung peteuy, warung peteuy, warung peteuy”.

Artinya para penumpang yang bertujuan berhenti di warung peteuy salawu agar bisa turun. Itu mungkin sekitar pukul 03.50.
Pukul 04.03 Bis akhirnya sampai di Terminal Singaparna lalu para penumpang yang ada pada turun sampai habis, tersisa kami berdua, 1 supir, 2 kondektur, 1 pedagang peunyeum.

Lalu kami bertanya ke pak supir, “Pak kami turunnya di badak paeh”.
“oh iya” ujar pak supir.

Setelah dari Terminal Singaparna, Bis Karunia Bakti melanjutkan perjalanan menuju pemberhentian akhir ke Terminal khusus bis Karunia Bakti di Padakembang.

Lalu kondektur yang satu bertanya kepada kami “bade turun di Cipasung a”.
Kami menjawab “sanes pak, di PCNU Badak paeh”.
Yang membuat kami takjub pak supir pun langsung berkata dengan jelas sambil menengok ke kami di belakang “Lamun di Indonesia euweuh NU, sigana Indonesia Bubar, komo deui dikuasai ku wahabi wah hancur,” ujarnya.

Kondektur yang lainnya pun mengomentari “wahabi, wahabi weh,” katanya.

Pak supirpun menjawab Kembali “moal arapaleun nu kararieu mah ka wahabi, geus geus NU deui, KH Said Aqil deui nu ngajaga Indonesia,” pungkasnya.

Suasanapun menjadi hening dan kamipun tersenyum. Ketika sampai di PCNU, kamipun menghaturkan terimakasih kepada pak supir dan kondektur.
“sama-sama, hati-hati komandan” ujar pak supir sambil menginjak gas bis untuk melanjutkan perjalanan.

Pewarta: Ahmad Arip Puad Rifai
Editor: Wandi Ruswannur