STOP Korupsi di Kantin…!!!

322

Korupsi merupakan tingkah laku yang disengaja. Bukan faktor kebetulan. Artinya, korupsi itu sudah direncanakan dan dibiasakan jauh hari sebelumnya. Korupsi sudah dibiasakan dari rangkaian waktu ke waktu. Dari sejak kecil, termasuk waktu ketika di sekolah, sampai tindakan serakah itu diketahui ketika menjadi pejabat.

Seperti kebiasaan Darmaji, dahar lima ngaku hiji. Ini adalah benih-benih korupsi yang dipastikan akan tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Ini adalah bom waktu. Ingat, pelajar saat ini adalah pejabat di masa yang akan datang. Akan menjadi wakil rakyat pada masanya dan pelayan-pelayan masyarakat di berbagai bidang. Kalau kebiasaan curang sudah menjadi hal lumrah, bisa dibayangkan masa depan ketika menjadi pelayan public akan seperti apa.

Karena itu, kebiasaan Darmaji ini harus dihentikan. Walaupun tidak berlaku untuk semua, tapi tentu, sebagian besar siswa dan siswi pernah mengalami penipuan kecil-kecilan ini. Setidaknya pernah berniat untuk (ingin) mengenyangkan diri sendiri karena uang jajan di saku sudah habis atau hanya tersisa untuk ongkos pulang.

Biasakan Jujur

Salah satu kepentingan didirikannya sekolah adalah untuk membina karakter. Untuk mengarahkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi yang beriman dan bertakwa. Nilai-nilai tersebut dibentuk untuk membingkai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang didapat siswa selama di sekolah.

Bingkai itu penting untuk mengarahkan siswa supaya menjadi pribadi yang pinter dan bener. Supaya kepintaranya digunakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia, alam, dan seisinya. Supaya kepintarannya menjadi rahmat untuk alam. Tidak pinter keblinger.

Salah satu bingkainya adalah sifat jujur. Jujur adalah salah satu manifestasi dari nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang harus dibiasakan siswa dalam setiap gerak langkahnya. Jujur adalah bentuk dari kesadaran diri bahwa Tuhan selalu mengawasi. Selalu yakin bahwa ada Tuhan yang tidak pernah lengah dan tidur. Yang selalu mencatat dan member balasan atas sekecil apapun tindakan baik dan buruk. Baik ketika di sekolah, di kantin, di jalan raya, di rumah, di perusahaan, maupun di tempat-tempat lainnya.

Satu sifat ini penting melekat dan dilekatkan dalam diri seluruh siswa seerat-eratnya. Ini adalah warisan berharga yang tidak akan tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi. Karena itu, jujur harus dipaksakan supaya menjadi biasa.

Harus ditekankan sedini mungkin

Apakah hanya untuk siswa? Tentu tidak. Bingkai kejujuran ini harus diupayakan juga bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Untuk semua orang. Karena darmaji tentu saja tidak berlaku hanya tentang makanan yang dikorupsi oleh siswa. Tetapi juga mengenai interkasi jual beli lainnya yang sering dikorupsi oleh selain siswa.

Upaya Pendidikan Anti Korupsi

Sebagai praktisi pendidikan, tentu kita sangat muak dengan ditangkapnya para pejabat negara akibat korupsi. Selain sudah merugikan uang rakyat, maraknya pejabat yang terbukti korupsi adalah contoh prilaku yang sangat buruk. Sebuah tindakan yang lambat laun menjadi paradigma besar, bahwa pejabat korupsi adalah suatu hal yang lumrah.
Karena itu harus dilakukan pemberantasan sedini mungkin. Pemberantasan yang dilakukan dari kantin ke kantin. Baik di sekolah, kantin kampus, maupun tempat-tempat lainnya. Pemberantasan korupsi tidak melulu menjadi tontonan di televisi, melainkan harus menjadi pola pendidikan.

Biarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkapi para koruptor yang sesungguhnya. Dukung hal itu dengan keterlibatan setiap warga untuk melaporan. Tetapi selaku pengelola pendidikan, mari kita ciptakan pola pendidikan yang mampu mengantrakan anak supaya anti terhadap korupsi. Supaya merasakan besarnya getaran hati, karena takut, terhadap kebiasaan yang melanggar kejujruan itu.

Mari kita ciptakan bersama kebiasaan memerangi ketidakadilan. Kita lawan segala bentuk tindakan curang. Abaikan dan tendang jauh-jauh sifat rakus, tamak, sifat mementingkan diri dan perut sendiri dengan cara memanipulasi.
Mari musuhi bersama sifat-sifat tercela itu. Ini harus dimulai sekarang dan selamanya. Karena dengan memusuhi sifat-sifat tercela itu, secara tidak langsung kita menjunjung tinggi prilaku nabi dan melantunkan asma-asma Allah, tentang kejujuran.

Mari, kejujuran harus dimulai dari kantin!

Penulis : Alan Suwgiri, S.Pd., M.Pd (Dosen STIKKu) dan Guru SMKN 1 Luragung – Kuningan Jabar.