Refleksi HARLAH GP.ANSOR KE 84

172

Refleksi HARLAH GP.ANSOR KE 84

Oleh :Ahmad Suaidi (Ket.PAC GP.Ansor Parungpanjang Kab.Bogor)

Seiring berjalan waktu, dari masa ke masa GP.Ansor selalu menjadi organisasi yang mewarnai segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai anak dari Organisasi Islam terbesar di Negeri ini, sudah tentu GP.ANSOR konsisten atas komitmen untuk menjaga dan merawat serta mengembangkan nilai-nilai dan tradisi Nahdlotul Ulama.

Sejak dilahirkannya pada 24 April 1934 GP.Ansor senantiasa mengiringi sejarah panjang pergerakan bangsa ini. Masa kelam berjuang merebut kemerdekaan, masa masa mengusir penjajah dan pemberontakan GP.Ansor tidak hanya menjadi kumpulan pemuda yg hanya dihitung melainkan diperhitungkan baik oleh pembesar negeri, penjajah dan para pemberontak negeri ini.

GP.Ansor juga tidak bisa lepas dari Ulama dan santri, karena Ulama adalah para inisiator gerakan ini dan santri menjadi menjadi basis pergerakannya. Hingga kini pasang surut kaderisasi GP.Ansor tidak mempengaruhi komitmennya terhadap dunia pesantren dan kebangsaan.

Dalam perjalannya menjadi sebuah gerakan yg mengedepankan keadilan, toleransi dan bersikap demokrat dalam menyikapi setiap persoalan, sudah pasti GP.Ansor sering mengalami sikap sikap sarkasme sampai kepada intimidasi bahkan korban Jiwa. Namun bagi GP.Ansor itu semua adalah konsekuensi dalam komitmen dalam ber Ansor. Semua itu tidak membuat GP.Ansor gentar dan mundur dalam berjuang, sebaliknya GP.Ansor semakin kuat dan masif dalam melakukan kaderisasi.

Jika kita melihat fenomena kekiniaan, dimana ummat hari ini lebih senang dengan euforia berIslam dan hampir meninggalkan esensi serta substansi dalam berIslam GP.Ansor tetap teguh memegang nilai nilai yg diajarkan oleh para ulamanya. Yaitu dengan lebih mengedepankan Esensi (dasar), Substansi (isi), dan komitmen (keteguhan) dalam ber Islam. Sikap inilah yg menjadi akar kebencian dari kelompok kelompok ekstrimis yg tidak senang dengan konsep keIslaman yg di pegang oleh GP.Ansor.

Untuk terus merawat, menjaga, dan melestarikan tradisi NU, GP.Ansor akan tetap dan terus melakukan kaderisasi. Santri akan terus menjadi basis, para intelektual menjadi pemikir strategi pengembangannya dan Ulama menjadi kompas dalam bergerak.

Dalam Refleksi Harlah GP.Ansor ke 84 GP.Ansor harus dapat mensantrikan intelektual dan mengintelektualkan Santri. Agar Islam dan Negeri ini terjaga dari faham dan kekuatan2 asing yg ingin menghancurkannya.