Refleksi 94 Tahun NU; Komite Hijaz, Ya Lal Wathan dan KH Wahab Chasbullah

169

Refleksi 94 Tahun NU; Komite Hijaz, Ya Lal Wathan dan KH Wahab Chasbullah

Bila kita membuka lembaran sejarah Nahdhatul Ulama maka akan ditemukan nama KH Wahab Chasbullah. Beliau adalah santri Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang tradisionalis, organisatoris dan modernis dan menjadi bagian pendiri NU.
Pada awal pendiriannya, NU bermula dari Komite Hijaz yang diketuai oleh KH Wahab Chasbullah dibentuk oleh kaum sarungan untuk menghentikan gerakan kaum wahabi di Hijaz (1924-1925) yang melarang amaliayah ahlu sunnah wal jama’ah dan membunuh ulama Sunni. Alasan utamanya kaum wahabi akan memurnikan ajaran Islam dari perbuatan tahayyul, bid’ah dan khurafat.
Untuk itu, Komite Hijaz berupaya menjaga amaliyah yang memiliki dasar hukum untuk tetap dipertahankan melalui lima usulan; memohon diberlakukan kemerdekaan bermadzhab di negeri Hijaz, memohon untuk tetap diramaikan tempat-tempat bersejarah di Hijaz, agar diinformasikan biaya haji setiap tahun, semua hukum di Hijaz agar tertulis dan Jam’iyyah Nahdhatul Ulama memohon balasan dari raja Saudi. Dan pada 31 Januari 1926 secara formal NU lahir sebagai sebuah organisasi.
Dengan demikian umat Islam sedunia sudah seharusnya bersyukur dengan adanya NU karena berhasil menjaga amaliyah ahlu sunnah wal jama’ah tetap terjaga di Hijaz bahkan mampu menebarkannya di dunia.Dan pada perkembangannya, setiap acara NU setelah lagu Kebangsaan Indonesia Raya selalu digemakan Ya Lal Wathan karya KH Wahab Chasbullah. Sebagai mana dicatat oleh NU Online, bersumber dari KH Maimoen Zubair meriwayatkan bahwa ketika beliau mondok di Tambak Beras dan belajar di Sekolah “Syubbanul Wathan”, setiap hari sebelum masuk kelas murid-murid diwajibkan menyanyikan lagu Ya Lal Wathan ciptaan KH Wahab Chasbullah pada tahun 1934. Kemudian Syair lagu tersebut diijazahkan kepada Sahabat Nusron Wahid dan Yaqut C. Qoumas sehingga menyebar kepada kalangan Nahdhiyyin.
Dari fakta sejarah tadi dapat disimpulkan bahwa peran KH Wahab Chasbullah demikian kuat. Sehingga generasi penerus NU harus mampu melestarikan semangat juang dan khidmah sebagaimana dicontohkan oleh Mbah Wahab Chasbullah.