Reflekasi Pemikiran Mahbub Djunaidi, PMII Sumedang gelar Haul Bung Mahbub Djunaidi
Sumedang Ansorjabaronline- Mahbub Djunaidi adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), pria yang lahir di jakarta pada 22 Juli 1933 merupakan sosok yang dikenal sebagai pendekar pena pada zamannya karena tulisan-tulisan nya selalu ditunggu oleh khalayak umum. Oleh karena itu dalam rangka refleksi pemikiran Bung Mahbub Djunaidi dan juga memperingati Haul Bung Mahbub yang ke-24 tepatnya 2 Oktober, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia melakukan Diskusi Bedah Buku “Bung” dengan mengusung tema “Pemikiran Bung Mahbub di Era Milenial” di Basecamp PMII Sumedang wilayah Jatinangor.
Dimulai dengan doa dan tahlil bersama untuk mendoakan almarhum Bung Mahbub Djunaidi dan pahlawan pahlawan Indonesia, kegiatan ini dilanjutkan dengan pembacaan essay essay karya Bung Mahbub dalam buku “Asal Usul” dan “Kolom demi kolom” dan dilanjutkan dengan pemaparan narasumber yang merupakan salah satu putera Bung Mahbub Djunaidi dan Sahabat karib Bung Mahbub yakni Kang Isfandiari Mahbub Djunaidi dan Kang Boby Ardstan dengan memaparkan perspektif pemikiran bung Mahbub lebih intim.
Dalam kegiatan ini, Isfandiari berpesan, “Pelajaran yang bisa diambil oleh pemikiran Bung Mahbub dalam karya-karya nya adalah memperbanyak literasi bacaan, membawakan sesuatu yang serius dengan humor, dan menjadi orang yang humble”, Tegasnya.
Ia juga menambahkan, “Bung Mahbub ini adalah sosok yang tidak pernah mengenal tentang uang, walaupun jaringannya terhadap tokoh-tokoh Nasional saat itu seperti Bung Karno dan lain-lain, bung Mahbub tidak pernah memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan kekayaan pribadi. Sosok bung Mahbub juga seorang yang mempunyai kepribadian sendiri tanpa tergiring arus, misalkan dalam bidang sastra bung Mahbub mengambil referensi dari Nyoto, seorang tokoh komunis, dalam keberanian mengambil referensi DN Aidit tetapi bung Mahbub tetap teguh dengan paham Islam ala NU nya”
Sementara itu, menurut Boby, menceritakan kedekatan beliau dengan bung Mahbub, “saya baru tahu bung Mahbub adalah orang besar ketika beliau sudah tiada, sosoknya humble bisa bergaul dengan kita yang merupakan orang jalanan”tegasnya
Ia juga menambahkan, “Jadilah seperti bung Mahbub, dihormati oleh kawan bahkan lawannya, ketika dahulu bersitegang dengan rezim orde baru tetapi bung Mahbub dihormati oleh rezim saat itu ”.