Majalengka-Setelah menggelar Rapat Kerja Nasional dari 16-18 Juni di Majalengka menghasilkan rekomendasi yakni guru memiliki hak untuk berlibur alias prei, menyesuaikan jadwal murid. Kedua, rekruitmen Guru P3K lebih berkeadilan, akmodatif dan aspiratif. Ketiga, kesejahteraan guru harus ditingkatkan. Dan terakhir, menauladani KH Abdul Chalim.
Acara Rakornas dibuka hari Sabtu pagi, 17 Juni 2024 dengan acara Tahlil Akbar dan Istighosah Haul KH Abdul Chalum Muassis JAM IYYAH NU Desa Luimunding Majalengka, Jawa Barat yang dipimpin oleh KH Asrp Syaifudin Abdul Chalim
Pada acara ini juga dibacakan sekilas manakib KH Abdul Chalim oleh KH Asep.
KH. Abdul Chalim merupakan salah satu Ulama Muassis Nahdlatul Ulama yang menguasai 4 bahasa yaitu bahasa Belanda, Cina, Arab dan Melayu. Lahir di Desa Cibolerang pada 2 Juni 1898. Selain menimba ilmu agama dari sang Ayah, Beliau juga bersekolah di HIS milik Belanda. Tak hanya itu,
Beliau juga menuntut ilmu agama di berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di usia 22 tahun Kiai Abdul Chalim meneruskan pencarian keilmuan dan mondok di Negeri Hijaz bersama dengan KH. Wahab Chasbullah, KH.R. Asnawi Kudus Kiai Mas Mansur, dan Kiai Bisri Syansuri.
Kedekatan Kiai Abdul Chalim dan Kiai Wahab Chasbullah terus berlanjut hingga kembali ke tanah air pada tahun 1914.
Adanya kesamaan misi yang diemban yakni memperjuangkan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah, memicu antusias dan semangat Kiai Abdul Chalim dalam menyambut ide Kiai Wahab 7yang akan mendirikan sebuah organisasi yang menjadi motor ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Hingga akhirnya di tahun 1918 KH. Wahab Chasbullah mendirikan Nadlatul Wathon dengan KH. Abdul Halim sebagai sekretarisnya.
Dan ketika NU berdiri pada 16 Rajab 1334 H / 31 Januari 1926, Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar NU menempatkan KH. Abdul Halim sebagai Khatib Tsani mendampingi KH. Wahab Chasbullah. Penempatan sebagai Khatib Tsani sangat tepat mengingat kedekatan antara Kiai Wahab dan Kiai Abdul Chalim yang telah terjalin sejak nyantri di Mekah.
Kiyai Haji Abdul Chalim Leuwimunding- Majalengka.Beliau merupakan salah seorang muassis nahdotul ulama, Peran beliau yaitu sebagai Katib Tsani Nahdotul Ulama.
Juga seorang pelopor koperasi Nahdlatul Ulama. Tiga tahun setelah berdirinya NU, para ulama memikirkan bagaimana para anggotanya bisa mandiri secara ekonomi.
Pada tahun 1929, NU mendirikan Coperatie Kaoem Moeslimin (CKM) yang dipelopori oleh Kiai Abdul Halim.
Berbagai momen penting NU selalu dihadiri oleh Kiai Chalim. Termasuk turut gerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya yang diawali oleh Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’Ari. Dan pada tahun 1958 Kiai Chalim menjadi pelopor pembentukan Pergunu. Sampai beliau wafat pada 11 April 1972.
Berbagai acara digelar berbarengan dengan Rakernas V Persatuan Guru NU di Leuwimunding- Majalengka.dari 16-18 Juni 2023.
Tokoh nasional yang hadir adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan RI Muldoko, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan, Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Wakil Menteri Agama RI H. Zainut Tauhid Sa’adi, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Ketua Dewan Pembina PP Pergunu KH As’ad Said Ali, Gubernur Jawa Timur dan juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Uu Ruhzanul Ulum, dan Bupati Majalengka Karna Sobahi.
Rakernas V Pergunu yang dibuka oleh Wamenag RI, Dr H Zainut Tauhid Sa’adi.
Rakernas ditutup bersama Ketua PP Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim, M.A yang menyampaikan tekad untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kiai Asep menegaskan, hal tersebut menjadi garapan serius Pergunu. “Saya bertekad untuk mendirikan sekolah-sekolah unggul, disetiap provinsi harus ada. Kita akan kirimkan guru agama sekaligus guru eksak yang oleh karenanya hari ini Universitas KH Abdul Halim telah membuka eksak, fisika, biologi, kimia, bahasa inggris, Indonesia, untuk kemudian mereka dikirimkan ke daerah-daerah,” tegas Kiai Asep.
Untuk itu, sambung Kiai Asep, dimohon kepada pengurus wilayah bukan hanya mengirimkan untuk mendapatkan beasiswa dari pergunu dibidang agama, tetapi juga harus mengambil dibidang eksak.
“Kita persiapkan visi misinya, visinya yaitu amanatul ummah yang akan disebarkan kemana-mana untuk mewujudkan manusia yang unggul, utuh, beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah, guna kemuliaan dan kejayaan islam dan kaum muslimin, seluruh bangsa Indonesia serta keberhasilan cita-cita luhur kemerdekaan yaitu terwujudnya kesejahteraan dan tegaknya keadlian utamanya di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tambah Kiai Asep.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang berlangsung sejak Sabtu (17/6/2023) kemarin berakhir sore ini, Ahad (18/6/2023). Rakernas yang berlangsung di Pondok Pesantren Amanatul Ummah 02 Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu ditutup Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan di Aula lantai III Gedung KH Abdul Chalim Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah 02 Leuwimunding Majalengka Jawa Barat sore ini, Ahad (18/6/2023).
Yang menarik, Bang Zul -panggilan Zulkif Hasan – saat menutup Rakernas V Pergunu lebih banyak memberi motivasi secara rileks dan penuh canda. Ketua Umum Partai Nasional (PAN) itu memulai cerita tentang dirinya dan pendidikan yang ia tempuh.
“Saya juga guru. Saya dulu sekolah di PGAN,” kata Bang Zul. PGAN adalah Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri. “Kalau kalian Aliyah (Madrasah Alyah) berarti lebih muda dari saya,” tambahnya.
Menurut dia, lulusan PGAN dan Madrasah Aliyah tak kalah dengan lulusan sekolah umum seperti SMA dan lainnya. “Saya dua kali jadi menteri,” kata Bang Zul.
Ia pernah menjadi Menteri Kehutanan Indonesia pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kini ia Menteri Perdaganan RI.
Acara dipungkasi dengan Ketua PP Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saefuddin Chalim, M.A . (***) Aji Setiawan
Simpedes BRI 372001029009535