Bandung – Ansor Jabar Online
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar di Aula Timur Gedung Sate,Sabtu (22/7/2023).
Setiawan Wangsaatmaja mengatakan jika dilihat kembali ke belakang, sektor pertanian mampu bertahan saat gempuran pandemi COVID-19.
Namun menurutnya, yang menjadi kendala dalam keberlangsungan sektor pertanian adalah usia para petani konvensional di Jabar. Pasalnya hampir 70 persen usia para petani di atas 45 tahun. Sedangkan jika melihat negara-negara maju, dunia pertanian mulai digeluti oleh generasi muda, yang disertai kemajuan teknologi.
“Oleh karena itu, Jawa Barat berupaya bagaimana caranya anak-anak yang mempunyai wawasan digitalisasi di kota ditarik mau menjadi petani. Tapi petaninya ini harus modern, kalau enggak, ya tidak ada yang berminat nantinya,” tuturnya.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar mempunyai program unggulan, yakni Petani Milenial. Melalui program ini, generasi muda dibekali bimbingan dan wawasan mengenai dunia pertanian dan teknologinya.
Program Petani Milenial mencakup lima sektor, yaitu kehutanan, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, serta kelautan dan perikanan. Selain akan diberikan bimbingan teknis, Pemda Provinsi Jabar juga mengupayakan lahan, offtaker, beserta komoditas apa saja yang akan dikembangkan.
Awijaya selaku ketua pelaksana menyatakan bahwa “Adapun tujuan terselenggaranya kegiatan ini yaitu
Konsolidasi organisasi, Membuat pokok2 fikiran organisasi, Membuat rekomendasi”
Kami pengurus HKTI mengajak pemerintah, kampus, badan legislasi dan semua lembaga yang berkepentingan untuk terus merenung sudahkah kebijakan politik di sektor pertanian ini benar benar berpihak kepada petani dan sektor pertanian, ucap Awijaya
“Sektor pertanian bukanlah anak tiri di negeri ini, sedangkan sektor industry dan perdagangan seolah-olah menjadi anak kandung di negeri ini” tutupnya
Reporter: Agus, isal