Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sebelas April Sumedang pada hari Sabtu (19/4) kemarin malam telah melaksanakan kegiatan diskusi online yang bernama Kelas Pandemi episode 1, membahas mengenai permasalahan dampak sosial covid-19 di sektor pendidikan. Kegiatan tersebut diselenggarakan di rumah masing-masing dengan menggunakan media aplikasi meet online yang diikuti oleh beberapa pengurus komisariat PMII Sebelas April Sumedang, anggota, dan beberapa pengurus komisariat PMII yang lain seperti Unpad, dan Upi Sumedang serta beberapa mahasiswa yang non PMII gabung diskusi yang sifatnya terbuka ini.
Kegiatan tersebut betemakan “Nasib Pendidikan di Tengah Pusaran Covid-19”, dengan narasumber diskusi yang dibawakan langsung oleh Pak Robiansyah. STU, Praktisi Akademi Universitas Indonesia sekaligus Alumni PMII Kota Bandung. Juga yang di moderatori langsung oleh The Mursyidah selaku Pengurus Cabang PMII Sumedang yang berasal dari Komisariat Unsap. Dalam pematerinya, narasumber menjelaskan beberapa permasalahan-permasalahan sektor pendidikan yang dialami selama dampak dari wabah pandemi covid-19 ini, yang dimana dari banyak stakeholder pendidikan itu mulai merancang kebijakan-kebijkan yang sifatnya simultan atau bertautan.
Lalu kemudian narasumber juga menjelaskan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dimana itu dapat kita rasakan sebagai mahasiswa dengan beberapa kebijakan yang harus memaksa sistem pembelajaran daring atau berbasis online ada. Beliau mengatakan bahwa ”Pada dasarnya pandemi covid-19 yang sudah menyebar ke indonesia sejak pertengahan maret kemarin itu sangat mengganggu aktivitas social atau jalannya roda kegiatan seperti ekonomi, pendidikan dll. Sehingga dampak yang dirasakan kepada masyarakat khususnya para pelajar, degradasi kreativitas murid yang produktif menghasilkan karya di lingkungan sekolah, menjadi menurun. Apalagi jika Covid-19 ini tidak segera berakhir. Dengan kebijakan penundaan sekolah-sekolah di negara-negara yang terdampak virus tersebut secara otomatis dapat mengganggu hak setiap warganya untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Penutupan sekolah-sekolah dan kampus tentu dapat menghambat dan memperlambat capaian target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan atau sekolah masing-masing. Pastinya, kondisi demikian akan mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak psikologisnya. Siswa yang harus tertunda proses pembelajarannya akibat penutupan sekolah sangat memungkinkan akan mengalami trauma psikologis yang membuat mereka demotivasi dalam belajar” ujarnya.
Ketua Komisariat PMII Sebelas April Aziz Maulana Malik mengatakan “Di Indonesia sendiri penderita positif corona juga terus bertambah. Dengan bertambahnya penderita ini, maka telah memberikan efek negatif yang lebih besar terhadap sektor pendidikan di dalamnya. Untuk itu meredam dampaknya, maka dibutuhkan langkah-langkah strategis. Hal ini perlu dilakukan oleh pemerintah cepat dan tepat. Hal yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi kepada para siswa dan praktisi pendidikan. Ini bisa dilakukan dengan sosialisasi secara intensif oleh dinas kesehatan tentang virus corona itu sendiri, baik dari aspek pencegahannya maupun cara menyikapinya. Dengan wawasan ini diharapkan dapat mengurangi efek kekhawatiran berlebih yang dapat menyebabkan dampak traumatis pada diri siswa dan tentu juga para gurunya” ujarnya.
Kegiatan Kelas Pandemi ini pula dilaksanakan secara rutin berbasis online pada hari Sabtu atau Minggu dengan mengusung beberapa tema yang berbeda-beda di setiap chapter atau pertemuannya, untuk memenuhi kebutuhan setiap kader PMII atau mahasiswa pada umumnya yang harus terus produktif dalam kegiatan diskusinya meskipun dengan kondisi dampak pandemi Covid-19 ini.