PKD Ansor : Awas Bahaya Arab Spring Ancam Indonesia

95

PAMIJAHAN – Tak ingin Indonesia menjadi sarang radikalis atas lunturnya jiwa nasionalis yang bakal mengancam keutuhan NKRI, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pamijahan gembleng ratusan calon kader di Pondok Pesantren Uswatun Hasanah, dengan penanaman faham nasionalis dan religius.

penggodokan calon kader itupun termaktub dalam Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) dengan tema Membumikan Ideologi dan Tradisi Aswaja An-Nahdhiyah Menuju Bogor Berkeadaban, tak luput dihadiri paea kiai, ustadz dan jajarangan pengurus baik di tingkatan PAC di Kabupaten hingga pengurus PC GP. Ansor Kabupaten Bogor.

Ketua Umum PC GP Ansor Kabupaten Bogor Dhamiry A Ghazaly menuturkan, PKD ditujukan untuk menciptakan kader penggerak GP Ansor tingkat anak cabang dan ranting yang memiliki kapasitas dan kemampuan yang andal. Selain itu untuk kader yang siap mengawal serta menjadi dinamisator organisasi.

“semua tertuang dalam amanat AD/ART organisasi dan instruksi para kiai untuk senantiasa mengalamalkan dan menaburkan pesan pesan keislaman yang rahmatal lilalamin,” ujarnya kepada awak media

sementara itu, Salah satu pemateri H. Saepudin Muhtar, S.IP, M.Si menegaskan jangan sampai Gerakan Pemuda Ansor menghasilkan generasi yang lemah sebagaimana yang difirmankan dalam Surat An-Nisa ayat 9. Generasi Muda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ansor harus mencintai NKRI semaksimal mungkin, jangan hanya setengah hati.

“Kita harus melihat fenomena Arab Spring, yang dimana negara-negara di timur tengah hancur akibat kurangnya Nasionalisme, kurangnya cinta tanah air ke Negerinya sendiri”. tegas Gus Udin sapaan akrabnya.

“Sebagaimana contoh Negara Afghanistan hancur karena warganya tidak mencintai negaranya, di NU konsep Hubbil Wathon Minal Iman harus mendarah daging. Tidak bisa dipisahkan NKRI dengan NU, NU pasti NKRI” tutur pria yang sedang menyelesaikan disertasi S3 nya ini.

Daripada kaderisasi, katanya, distribusi kaderpun harus menjadi perhatian bagi pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Kabupaten Bogor. Kader harus masuk kedalam semua lini, karena potensi SDM kader di masing-masing kecamatan pasti berbeda.

“inti dari kaderisasi bukan hanya mengkader-mengkader dan mengkader, namun juga harus ada follow up. Pengurus punya kewajiban mendistribusikan kader terbaiknya ke lembaga-lembaga juga instansi-instansi pemerintahan. Kita harus besar secara Kualitas tidak hanya kualitas” tutupnya.