Petuah Rois Syuriah :. Jangan Saling Berebut Kekuasaan Sesama Sahabat

756

Bandung, (Ansorjabar Online)
Pada setiap kebudayaan terkandung nilai-nilai dan kearifan yang mencerminkan pandangan hidup manusianya. Demikian pula dalam kebudayaan masyarakat Sunda, para leluhur Sunda telah mewariskan banyak ajaran moral baik dalam hubungan manusia dengan Sang Pencipta, sesama manusia maupun manusia dengan alam lingkungannya. Hal demikian, agar tercipta keserasian dan keseimbangan hidup.

Salah satu ajaran nilai kebudayaan Sunda tersebut diantaranya berbunyi Ulah pagiri-giri calik, pagirang-girang tampian, yang artinya jangan berlomba mau duduk di tempat yang yang paling tinggi, mau bertepian mandi paling hulu.

Ajaran nilai ini sangat ditekankan oleh Rois Syuriah PWNU Jawa Barat, KH. M. Nuh Addawami kepada para santrinya sebagaimana terpampang pada papan dinding Madrasah di Pondok Pesantren Nuruhuda, Cisurupan, Garut, yang beliau sebut sebagai “Tamba Hanaang”.

Melalui ajaran tersebut, Kiai Nuh menekankan pentingnya keselamatan bersama dibandingkan dengan mencari keuntungan pribadi. Demikian pula, tidak diperkenankan untuk berebutan kekuasaan atau jabatan sesama sahabat, apalagi masih dalam satu komunitas organisasi atau pun madzhab.

Pesan ini relevan menjadi bahan refleksi dan juga pegangan nilai kalangan pengurus Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Jabar, dimana Kiai Nuh merupakan pucuk pimpinan utamanya.

Dalam ruang lingkup peran eksternal organisasi penting adanya persatuan serta kebersamaan sikap sesuai dengan pijakan nilai luhur yang dianut organisasi Nahdlatul Ulama (NU). (edi)