Petani Sayur Rugi, Harapkan Bantuan Sosial Pemerintah Beli Sayur Dari Petani

138

Abang Ayi petani di Kabupaten Garut mengharapkan ada upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi petani sayuran yang sedang terpuruk.

“Kalau bukan sama pemerintah. Harus sama siapa lagi,” kata Abang, begitu dia disapa rekan rekan petani yang lain, Rabu (13/5/2020).

Abang awalnya mengharapkan bangtuan sosial dari pemerintah di desain melibatkan petani sayuran sebagai pihak.

“Ya mereka kan oleh pemerintah dikasih salahsatunya adalah bahan pokok. Kenapa tidak dari kami,” ujarnya.

Apabila ada pola seperti itu, menurut Abang setidaknya bisa sedikit menolong para petani menjual hasil tani nya.

“Kami kan tidak mengharapkan bansos dari pemerintah. Bukan kami tidak butuh. Tapi kan masyarakat juga banyak yang tidak menerima. Ya setidaknya cara seperti itu lah menolong kami,” ujarnya.

Petani sayuran yang beralamat lengkap di Desa Sukawargi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut tersebut mengeluhkan merosotnya pendapatan mereka. Berkaca pada tahun yang lalu pada Bulan Ramadhan, mestinya menjadi momen mereka mendapatkan keuntungan.

“Kalau acuannya kondisi normal seperti bulan puasa taun lalu, ya jelas sekali jauh. Sekarang itu kalau bisa menutupi biaya produksi itu sudah syukur. Banyaknya nombok,” kata Abang.

Abang yang sehari-hari bertani kentang dan wortel menyadari pandemi korona menjadi penyebab anjloknya pendapatan para petani.

“Soal yang lain tidak ada masalah. Ini kan soal tidak adanya pembeli. Ya logis lah. Ekonomi lagi susah, masyarakat yang biasanya membeli sayur, jadi tidak membeli,” kata dia.

Abang juga menjelaskan kalau petani sayur masih banyak bergantung permodalan dari bandar dengan bagi hasil yang kurang berpihak pada petani.

Kondisi tersebut dirasakan juga oleh Hilman, penjual telur di Kecamatan Bl Limbangan. Penjualan telur nya mengalami penurunan yang signifikan.

“Semua lah sepertinya. Bukan hanya penjual telur. Pedagang di masyarakt juga sama. Padahal kan bulan puasa biasanya puncak pendapatan pedagang telur,” kata Hilman.

Lagi lagi Hilam menyayangkan tidak adanya upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan mereka.

“Saya kemarin juga baca soal telur yang membusuk. Duh padahal mah atuh ka pedadang seperti kita weh atuh meserna,” kata Hilman.

Dirinya jelas jelas berharap ada upaya dari pemerintah untuk setidaknya memperhatikan kondisi mereka.