Pengajian MDS Rijalul Ansor dan Lailatul Ijtima Majlis Wakil Cabang Parungpanjang Mewujudkan Nilai Islam Rahmatan Lilalamin

161

Pengajian MDS Rijalul Ansor dan Lailatul Ijtima Majlis Wakil Cabang Parungpanjang Mewujudkan Nilai Islam Rahmatan Lilalamin

PWANSORJABAR, BOGOR – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Parungpanjang menggelar pengajian Lailatul Ijtima Majlis Jikir Wakil Cabang dan Majlis Jikir dan Solawar Rijalul Ansor Kabupaten Bogor, ber tema mewujudkan nilai-nilai islam yang rahmatan lilalamin, berlangsung hidmat dan lancar pada Selasa malam.

Kegiatan itu berlangsung di Sekretariat MWC NU tapatnya di Desa Parungpanjang Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor, hadir ketua MDS Rijalul Ansor Kabupaten Bogor Habib Muksin, sekretaris MDS Rijalul Ansor Ahmad Suaidi, ketua PAC GP Ansor Parungpanjang Arif Irawan, wakil ketua PCNU Kabupaten Bogor H. Ramlan Rosyad dan ketua KNPI Parungpanjang Abdul Hakim.

“Dengan adanya kegiatan ijtima MDS Rijalul Ansor kita harapkan NU di bumi Parungpanjang lebih dibuming dan masyarakat parungpanjang khususnya warga Nahdliyyin bisa ter cover wadahnya berkaitan kegiatan keagaamaan, “ujar KH. Adnan ketua MWC NU Kecamatan Parungpanjang, Selasa 02/09/2020.

KH. Adnan mengatakan, pengurus MWC NU keseluruhan berjuang keras bagaimana organisasi NU di Parungpanjang guna lebih besinergi bersama sama masyarakat serta lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi salah satu acuan organisasi di bidang ke agamaan.

Sebab, kata KH. Adnan, kita hawatir kalau mereka tidak ber organisasi dan tidak masuk kedalam wadah organisasi NU, hawatir disusupi paham wahabi, HTI dan paham radikalisme.

“Pengajian ijtima, majlis jikir dan sholawat Rijalul Ansor, kami akan terus mendukung dan mensupport kegiatan ini, kita juga akan menggalakan di Kecamatan Parungpanjang, bukan hannya di sekretariat MWCNU tapi di seluruh desa, “tambah KH. Adnan.

“Kita ingin siar islam yang ada dibawah naungan Nahdlotul Ulama, orang-orang Nahdiyin tau persis bahwa kegiatan NU itu ada dan ini betul-betul menjadi kepentingan NU dan senantiasa menjaga NKRI, “tuturnya.

Ketua MWCNU Parungpanjang menyaipaikan, masyarakat kita dalam melaksanakan kegiatan pengajian itu mengacu pada pergerakan Nahdliyyah, pergerakan NU, dan harokah NU kegiatan Nahdliyyah.

Menurutnya, baik pengajian salafi, kitab-kitab kuning, mereka banyak menggunakan itu, dan itu dari Nahdlotul Ulama kemudian, yang kita tahu jikir, tahlil dan orang yang meninggal tahlil itu sebenarnya ajaran Nahdliyyah, Asy’ariyah.

“Kita harus sadar, mereka terlahir sebetulnya dari keluarga NU, akan tetapi banyak yang tidak tahu bahwa mereka itu orang NU sebetulnya. Ada istilah, bubur yang kita makan itu dari padi, nasi dari padi juga, “pungkasnya. (yana)