Pemuda sebagai lokomotif of change

152

Oleh: Ismat Nasrullah

Negara Indonesia, berdiri atas keinginan dan semangat yang sama dari berbagai ras suku bangsa yang majemuk dan bersatu dengan menginginkan memerdekakan atas bangsa penjajah.

Sebagai suatu pengikat bangsa yang bersatu dari berbagai suku bangsa, ras, dan golongan ini hanya satu yaitu nilai persaudaraan, atau solidaritas sebagai bangsa yang terjajah yang menginginkan kemerdekaan dan keadilan.

Kemudian nilai itu dituangkan dalam berbagai kesepakatan: konsensus untuk mendirikan negara bangsa yang bebas dari penjajahan dan ketidakadilan.

Dimulai dari kesepakatan satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air, dituangkan dalam sumpah yang sama: sumpah pemuda.

Narasi yang dibangun secara nyata itu yang membuktikan Indonesia bisa bertahan sebagai Nagara bangsa, Negara kesatuan, yang di bubuhkan dalam Pancasila dan undang-undang 1945.

Meski banyak sekali dinamika keberjalanan negara yang sangat kompleks, yang tidak dapat kita pungkiri sebagai wujud pendewasaan bangsa;

Dinamika yang mewarnai keberjalanan hidup bernegara ini pun berjalan dari setiap generasi, dan periodesasi kepemimpinan negara. Dimulai dari tercetusnya gerakan kebangkitan nasional, sumpah pemuda, gerakan tritura, reformasi sampai saat ini masih terasa.

Dan tidak dapat dipungkiri keberadaan pemuda sebagai masyarakat menengah, selalu menghiasi setiap gerakan perubahan sosial yang terjadi di Indonesia.

Pemuda kontemporer, yang dikata generasi melenial, menuai harapan baru untuk generasi kedepan, namun apakah pemuda mampu membangun atau sebaliknya menjadi generasi yang jumud. Pasalnya populasi generasi muda hari ini mencapai puncaknya, yang katanya menjadi bonus demografi.

Ketika berbicara peluang dan ancaman, ada hal yang mesti dilakukan dengan skala prioritas peningkatan kapasitas kepemudaan yang maju. Pasalnya bukan hal yang mudah, mengingat ancaman yang mengarah terhadap generasi muda sekarang sudah sangat kompleks:

Teknologi informasi yang sangat pesat dan serba cepat turut mempengaruhi pola pemikiran pemuda melenial yang cenderung ingin serba mudah. Malas berjuang, dan nyaris terjadi dekradasi nilai: nilai kepemudaan kebersamaan, dan nilai perjuangan bangsa.

Secara eksternal, agitasi dan propaganda berbagai ideologi yang tidak selaras dengan nilai peejuangan bangsa perlahan masuk merangseg dan mengancam kedaulatan bangsa.

Setidaknya berbagai gejolak politik beberapa bulan kebelakang membuktikan beta terbukanya gerakan sosial yang di Motori dari pelbagai media yang seba terbuka dan transparan mampu mempolarisasi gerakan rakyat dan pemuda. Sehingga menimbulkan gerakan yang reaksioner dan tidak terukur. Sehingga menimbulkan acaman baru bangsa.

Tentu masalah yang mendera bangsa ini harus melahirkan rumusan baru yang dapat membangun bangsa kedepan sesuai dengan cita-cita perjuangan bangsa sebelumnya.

Era baru untuk pemuda saat ini, sudah saatnya meningkatkan kapasitas pemuda untuk menyambut revolusi industri 4.0: dengan peningkatan kualisat intelektual muda. Sehingga pemuda mampu menginisiasi dan memposisikan diri sebagai lokomotif of change, pemimpin perubahan.

Tentu hal itu harus dibarengi dengan penguatan, karakter pemuda nasional yang mempertahankan budaya, menghargai budaya, sehingga tercipta pemuda yang beradab yang mempunyai nilai kebudayaan dalam setiap gerak langkahnya.

Menginisiasi setiap pembangunan daerah maupun nasional, sehingga pemuda juga mampu menjalankan aspek pembangunan yang di rumuskan oleh pemerintah, dan terlibat aktif dalam mebantu masyarakat.

Pemerintah daerah maupun pusat juga harus mulai melek, mempasilitasi pemuda dalam meningkatkan tatap hidup pemuda, dengan mengakomodir dan mendorong pemuda agar dapat membantu perekonomian berbasis kepemudaan.

Kita masih yakin bahwa pemuda Indonesia mampu menjaga persatuan dan keutuhan bangsa di masa yang akan datang. jika penguatan nilai persatuan, persaudaraan, di pupuk dari mulai sekarang.