Pemikir Tersesat. . . !!! Pada Zaman Ini | Sosial Dinamika & Fenomena Semesta.

142


Oleh : Faiz Ali

Secara garis besar pada hakikat nya segala bentuk apapun skenario sesungguh nya yang menggerakan, mengatur, mengolah yaitu Tuhan.
Orang – orang mulai tidak terkontrol seiring berjalan nya waktu, perubahan iklim, sosial, budaya yang berkaitan dengan zaman. Hal ini bersangkutan tertuju pada faktor dinamika sosial dimulai dari tahun 2019 muncul nya covid 19 sampai saat ini, faktro ini pun mempengaruhi berbagai sektor terjadilah penyimpangan pemikiran yang sesat. Paradigma berubah, stabilitas terganggu & ekstabilitas pun menjadi tanda tanya terhadap birokrasi untuk sebuah roda pengelolaan negara.
( Kamis,0 5 / 05 / 2022 ).
Masyakat desa pun ikut serta mencampuri , mengkritik, mengomentari dengan identitas atau prosesi yang mayoritas petani berbagai gelar ijazah yang minim karna efek terprovokasi dari berita yang belum ia ketahui,.
Pelajar – pelajar yang intelektual lemah akan literasi , kurang nya ruang – ruang diskusi penyebab dari perubahan zaman yang di akibatkan banyak faktor dari mualai berita, teknology serta para elit politik dengan strategi management conflik untuk sebuah tujuan nya. Kesimpulan dari sebuah fenomena sosial dinamika berlanjut hingga esok dan yang akan datang nanti. Tersesat Pemikir Oleh Pikiran nya, kekuatan alam materi , paradigma matrealistis, serta hegemoni sosial yang mulai tidak stabil. Sesat atau Tersesat bukan karna ilmu, pemikiran atau karna kajian filsafah . Tapi sebab akibat nya karna Kesadaran Individualisme menjadi faktor utama bersosial dikalangan masyarakat bawah,.
Akibat Sosial Dinamika muncul lah diseluruh lapisan masyarakat secara individu yang disebut Post Traumatic Growth, dimana kondisi individu mengalami dampak trauma penybab dari segala bentuk kejadian yang sering dialami disekitar lingkungan nya serta seluruh elemen masyarakat.
Hal ini salah satu atau diantara nya dampak Kesesatan dan tersesat karna kondisi individu masyarakat menjadi terpengaruhi dari hal – hal negatif
Selalu menganggap dan menghukumi bahwa segala bentuk apapun di media sosial, dilingkungan sekitar yang berkaitan dengan kejahatan atau terlihat tidak adalah perilaku yang mendzalimi, hal ini yang disebut Prejudice yaitu sikap seseorang yang menyikapi sebuah opini, masalah atau topik pembicaraan yang langsung menghukumi secara langsung dengan mengatakan Salah, tanpa melihat aspek atau faktor apapun tanpa melihat sebab akibat .
Kesadaran, kebijakan, kebajikan, keniscayaan terwujud disebabkan keharmonisan yang dilakukan bersama – sama seluruh elemen masyarakat serta para elit politik dan lain sebagai nya, sebagai mestinya dan sebagaimana ada nya sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan itu sendiri.