Pelajar NU Tasik Ziarahi Pendiri Pesantren Haurkuning

338

TASIKMALAYA – Pelajar NU Tasikmalaya ziarahi makam Pendiri Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning, pada Kesempatan Upgrading di Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu Ahad (14-15/01).

Pendiri pesantren Haurkuning adalah KH.Saepuddin Zuhri, kiyai ini mendirikan pesantren yang sekarang menjadi tempat bagi 2.000 santri pada 18 Agustus 1964 selepasnya mondok di berbagai pesantren.

Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Tasikmalaya ini juga dikenal sebagai kiyai Ahli Ilmu Alat yang kharismatik dan fatwanya selalu didengar Masyarakat Tasikmalaya, Beliau wafat pada 30 Agustus 2016. Putra bungsu KH. Saepuddin Zuhri, yakni H. Muhammad Sofiyuddin Zuhri pada saat ditemui dikediamannya mengatakan bahwa ayahnya itu adalah sosok pejuang yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan NU, hal tersebut tercermin dari 6 (enam) butir wasiat beliau;

  1. Wajib mempertahankan Aqidah Syari’ah Akhlaq Ahlussunnah Waljama’ah
  2. Sholat berjamaah awal waktu di Mesjid
  3. Ulah eureun ngaji
  4. Anak incu wajib dipalasantrenkeun
  5. Kudu Jadi NU
  6. Hate ulah nyantel kana Dunya sing nyantel ka Akherat.

Wakil Ketua PC IPNU Kabupaten Tasikmalaya ini melanjutkan jelas tercermin dari wasiatnya beliau sangat teguh dalam memperjuangkan NU, dan yang menjadi masalah kenapa zaman sekarang banyak sekali Islam radikal bahkan yang menyimpang, hal itu dikarenakan mereka tak mengalami ber- IPNU.

Saya kenal IPNU juga karena orang tua saya dulu menyuruh ikut MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) dan harus terus aktif. IPNU sebagai ujung tombak kaderisasi NU dikalangan anak muda menjadi solusi untuk menangakal faham-faham radikal, pergaulan bebas dan sebagainya, dan sekarang saya merasakan kenapa dulu bapak saya dulu terus menerus memerintahkan harus ber IPNU, jelasnya.

Dan untuk rekan rekan yang sekarang jadi pengurus IPNU berbanggalah diri, karena kita sudah masuk di lingkungan ajengan dan berusaha meneruskan kiprahnya. Mari kita berjuang mengawal para pelajar NU dan tetaplah belajar berjuang bertaqwa, sambungnya. (HM)