No Gabut ala ketua PW

126

Oleh : Idham Kholid (driver Ketua PW)

Berdiam diri di rumah tentu bukanlah sesuatu hal yang menyenagnkan. Tidak memandang Agama, sukunya bahkan strata sosial sekalipun. Istilah anak zaman sekarang itu, gabut. Kondisi dimana kita “teu pararuguh”. Apalagi kita tidak tau sampai kapan ke gabutan ini berakhir.

Tidak terkecuali bagi kita aktifis Ansor. Tidak ada lagi kata rapat, kumpul, ngopi. Semua harus serba dikerjakan di rumah. Baru-baru ini, Ansor menggelar Rakor daring. Rakor yang difasilitasi aplikasi Zoom ini sebagai bentuk pelaksanaan “berkhidmat dari rumah”. Hestek yang sengaja dipopulerkan GP Ansor agar kader Ansor, meskipun tidak bisa keluar, tetap bisa berkhidmat mengurus organisasi.

Sejak virus Korona menginvasi Negara Indonesia. Sejenak kehidupan manusia mengalami interupsi.

Sekolah dan Universitas diliburkan, kantor-kantor menerapkan istilahnya work from home (WFH) atau bekerja dari rumah. Kita jadi senantiasa akrab ditelinga dengan istilah ODP, PDP, Suspect, poitif. Lalu ada social distancing, physical distancing sampai lockdown. Belum lagi ramai hestek dirumahaja, stayathome sampai jagajarakdulu.

Konon virus korona atau sekarang disebut covid-19 ini belum ditemukan obatnya sejak kemunculannya di Wuhan Negara Tionghoa. Kita hanya dihimbau untuk tetap #dirumahaja atau jaga jarak supaya menjaga penyebaran virus yang ditularkannya melalui droplet.

Kita beruntung hidup di zaman 4.0. listrik disertai internet sedikit menyelamatkan kita dari kegabutan ini. Di media sosial ramai chalange, dari mulai saya terima tantangan sampai until tomorrow. Yang terakhir itu adalah tantangan dimana kita disuruh untuk mem post poto “gak jelas”, tentu saya tidak menerima tantangan ini. Hal tersebut, konon katanya untuk membuat agar medsos kita dipenuhi dengan konten positif untuk mengimbangi pemberitaan korona yang memang bisa dikatakan sangat massif.

Gara gara Korona, banyak dari kita yang tidak tahu kalau Ketum Demokrat sudah diwariskan ke AHY. Sepakbola dan seluruh event Olahraga lainnya ditunda sementara waktu, dan tidak jelas sampai kapan akan bergulir lagi. Liverpool yang hanya perlu menang 2 kali saja untuk juara, dipaksa berhenti. Persib Bandung yang onfire diawal laga Liga Shopee juga distop. Si Luiz pemain gress asal Brazil, justru dikonformasi positif terkena Korona.

Beruntung kita hidup di Negara +62. Meskipun sedang limpung gara gara Korona, masih banyak hal-hal positif (bukan positif korona tentunya). Kita masih menyaksikan bagaimana orang-orang tergerak hatinya untuk terlibat melawan si Korona ini. Dari mulai yang donasi sampai yang senantiasa untuk mengingatkan untuk jaga diri. Nah untuk yang terakhir itu, banyak yang disampaikan dengan cara yang mengocok perut. Dari meme sampai video pendek. Negara +62 memang tidak kekurangan stok untuk hal satu ini.

Bagi kita di Ansor Jawa Barat pun tidak kalah beruntung memiliki ketua yang juga mengerti kondisi seperti ini. Ketua rajin memberikan “motivasi” dibungkus quote sehingga bukan hanya gampang dicerna, tapi juga di share di berbagai aplikasi media sosial.

Tentu ketua “mengerti”, kita tidak punya alasan ber ansor untuk keluar rumah. Oleh karena itu agenda dirumah aja, harus dimanfaatkan untuk “memperbaiki”. Saya tulis saja lengkap nasihat dari al mukarrom Ketua PW Ansor Jawa Barat. Soal tafsir silahkan tergantung pembaca saja.

“Sahabat, jika surga kecilmu masih ada panci yang dilempar, piring terbang dan bidadari yang selalu ngomel, maka sekarang waktuya untuk memperbaiki semua, karena sekarang di surga kecilmu yang kelak akan diharapkan bersama di surga. Tetap di rumah”.

So, silahkan tafsirkan masing-masing. Karena saya yakin, setiap orang memiliki tafsir yang berbeda pastinya. Semua kembali kepada pengalaman (di) rumah masing-masing.

Ada lagi. “Sahabat, katanya rumahku adalah surgaku. Masa iya di surga gak betah? tetap hidmah dari rumah”

Hahaha… ya, rumahku memang surgaku. (tapi) itu kalo lagi di depan istri. Ups.

Yang lebih patriotis, ada. “Sahabat, bagi kita ikhtiar menjaga kehidupan dan kesehatan adalah kewajiban agama. Bagi kita, NKRI harga mati. Mencintai Negara adalah sebagian dari iman. Demi kemaslahatan, Negara memintamu untuk tinggal di rumah dulu. Cinta kadang lucu, jadi kalau benar cinta tanah air, caricing di imah.

Oke lah, Ketua. Tetap #dirumahaja ya Sahabat.