Natal Menurut al-Quran

534

Natal Menurut al-Quran

Setiap tanggal 25 Desember umat Islam di Indonesia selalu membahas apakah mengucapkan selamat natal boleh atau tidak bagi seorang muslim. Pembahasan ini tidak ada habisnya dari tahun ke tahun. Bagi yang mengharamkan mengucapkan selamat natal haram, mereka mempunyai alasan bahwa jika kita mengucapkan selamat natal maka kita telah musyrik karena menganggap Nabi Isa adalah Tuhan. Benarkan demikian?
Dalam rukun iman, umat Islam diwajibkan untuk beriman kepada nabi dan rasul yang berjumlah dua puluh lima. Didalamnya termasuk Nabi Isa yang wajib diimani. Al-Quran mencatat, bagaimana proses kelahiran Nabi Isa yang penuh dengan rintangan dan cobaan. Dalam surat Ali Imran ayat 42-47 diceritakan bagaimana Jibril mendatangi Maryam ibunda Nabi Isa disana Jibril memberi kabar bahwa Maryam akan mengandung seorang anak yang mulia. Maryam terheran-heran, bagaimana bias dirinya tidak pernah disentuh oleh laki-laki bisa mengandung seorang bayi. Kemudian Jibril dengan mudah mengatakan jika Allah sudah berkehendak jadi maka jadilah sesuatu.
Maryam mengandung Nabi Isa dengan mukjizat Allah yaitu tanpa seorang ayah. Ia di fitnah sebagai wanita murahan karena mengandung tanpa ayah. Maryam wanita yang salehah hanya bisa berdoa kepada Allah dan mengeluh kepadanya,
Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. (QS:Maryam: 23)
Kemudian ada yang berseru kepada Maryam,
Maka menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.” (QS:Maryam: 24-26).
Setelah itu Nabi Isa lahir dengan selamat. Maryam kembali ke kampung halamannya dengan menggendong bayi. Dirinya dicemooh dan dihina bahwa dirinya wanita pelacur dan anaknya adalah hasil zina. Al-Quran menjelaskan bagaimana Maryam menantang para penghina itu untuk menanyakan langsung kepada Nabi Isa yang baru lahir itu,
maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” (QS:Maryam: 29).
Dengan izin Allah seorang bayi yang bernama Nabi Isa berbicara,
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,” (QS:Maryam:30)
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (QS:Maryam: 31-33).
Ketika lahir, Nabi Isa memberikan selamat kepada dirinya seraya menegaskan bahwa ia hanyalah hamba Allah yang diperintahkan untuk mendirikan salat, membayar zakat serta taat kepada kedua orang tua. Al-Quran mengabadikan hal itu sebagai bentuk rasa syukur Nabi Isa karena dilahirkan dari rahim seorang wanita yang salehah dan menerima amanah sebagai nabi dan rasul untuk melanjutkan dakwah tauhid.
Inilah mengapa umat Islam sangat diperbolehkan mengucapkan natal karena al-Quran mencatat bagaimana kisah kelahiran Nabi Isa. Hari natal tidak ada hubungannya dengan keyakinan umat Kristen. Jika umat Kristen meyakini Nabi Isa berbeda dengan umat Islam tidak masalah, karena ketika umat Islam mengucapkan selamat natal berarti selamat hari lahirnya Nabi Isa As.

Ardiyansyah
(Ketua PAC GP. Ansor Tambun Utara, Kab. Bekasi)