MKPNU Kabupaten Bogor: Agar Tidak Keliru, Pengurus NU Harus Dikader

172

CIBINONG, (Ansorjabar Online)

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor menggelar Stadium General MKPNU dan Sosialisasi Kontra Radikal, Sabtu (25/03), di Aula PCNU Jl. Bina Citra, Kelurahan Cipayung Cibinong.

“Taaruf ini adalah konsepsi awal yang nantinya akan dilanjut dengan pemantapan pengkaderan oleh PBNU di Gedung Wisma DPR RI”. Ujar Ketua Pelaksana Lukmanul Hakim.

Kegiatan ini menurutnya sebagai kelanjutan program yang sudah digagas oleh panitia sebelumnya yaitu Almarhum KH. Ahsan

“Ini adalah cita-cita luhur almarhum yang sudah menggagas dan mengkonsep program semasa beliau hidup, sehingga menjadi wajib bagi kita untuk meneruskan perjuangan beliau. Semoga niat baik beliau semasa hidup dapat kita teruskan untuk terus berkiprah di NU”,ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua PCNU Kabupaten Bogor KH. Romdoni menjelaskan program kerja prioritas dan arahan tentang pengetahuan Nahdlatul Ulama.

“PCNU sudah memiliki program prioritas yaitu membentuk 4 MWC dan 16 Ranting percontohan yang nantinya akan memiliki Banom dan Lembaga yang lengkap”, ungkapnya.

Selanjutnya, Ia mengungkapkan jika NU selalu diidentikan dengan Tahlilan, Rajaban, Muludan, Manaqiban dan lainnya. Padahal menurutnya, itu hanyalah Amaliyah NU, bukan tentang pergerakan NU itu sendiri.

Disebutkan KH. Romdhoni bahwa Aswaja Annahdhiyyah memiliki 3 prinsip yang harus menjadi pegangan para penggerak NU, yaitu : Pertama, adalah Tawazzun harus seimbang dalam bersikap dan bertindak, harus seimbang dalam dalam menerapkan dalil Naqli dan dalil aqli ketika berbicara teologi, namun tetap konsepnya adalah Akal dibawah wahyu sehingga jika ada kontradiktif antara akal dengan wahyu.

Kedua, tasamuh dalam bernegara dan beragama, kita bukan negara sekuler bukan pula negara Agama.

“Negara kita NKRI yang berasaskan Pancasila , lalu tasamuh hidup di dunia dan akhirat jangan hanya memikirkan dunia namun juga harus memikirkan akhirat. Terakhir tasamuh dalam spiritual dan intelektual, isi hati dengan dzikir juga isi akal dengan pikir”, jelasnya.

Kemudian tawassuth, yaitu posisi tengah-tengah, tidak berat ke kiri juga tak selalu ke kanan.

“Tidak ikut kiri yang bebas, tidak juga mendukung kanan yang sifatnya keras”, katanya.

Keempat Taadul. Artinya harus memiliki sifat toleransi, harus adil bersikap professional dan proporsional.

“Adil itu bukan sama rata namun menempatkan sesuatu pada tempatnya”, terang Pengasuh PP Yasina tersebut.

Di kesempatan yang sama KH. Romdoni pun memaparkan sekarang kelompok radikal -intoleran juga yang berpaham liberal sedang gencar-gencarnya kampanye di Indonesia. dalam pandangannya,  tak sedikitpula mereka yang mengaku NU.

“Sehingga perlu adanya Madrasah Kader Penggerak NU agar kita benar-benar memahami arah pergerakan NU yang sesungguhnya, juga agar para kader NU tidak salah menggerakkan NU di masyarakat”, tuturnya.

Ia menceritakan pengalam mengikuti Pendidikan Kader Penggerak NU di Rengasdeklok yang diadakan selama hampir satu minggu. Hal itu Bukan tanpa sebab karena dahulu para penggerak NU harus benar-benar tahu apa itu NU baru terjun ke Masyarakat.

“Ulah mudah kakabawa pedah udeng jeung jubah” (jangan mudah terbawa karena imamah dan jubah)”, Pesannya kepada para peserta.

Ditegaskannya bahwa NU jangan hanya bersar kuantitas namun juga aspek kualitasnya diperhatikan. Terakhir, Ia menyampaikan bahwa PCNU akan menggealr Harlah di GOR Pakansari.  (Aziz Ian/Dhamiry/edi)