Memotret Tragedi Berdarah Allepo

815

Oleh : Agus Djaelani

Tragedi kemanusiaan dan kejahatan perang tengah menimpa Negeri Syam, Suriah. Akhir-akhirn ini Tragedi kemanusiaan di Suriah kerap mewarnai media Nasional yng dikonsumsi oleh Publik masyarakat Indonesia. Media Nasional memberitaian bahwa Presiden Bashar Al Ashad meluluh lantakan Kota Allepo Timur yang merupakan Basis Kekuatan Islam Sunni yang berada dalam kendali rezim Oposisi.

Berbagai ormas di Indonesia menyeruakan suara duka untuk Aleppo seolah islam menajdi korban kekejaman Syi’ah yang berada dalam rezim Al Ashad. dan tidak ada pemberitaan berimbang awal konflik berdarah yang kerap terjadi di Suriah.

Masyarakat di Indonesia di Giring untuk membenci Al ashad sang diktator yang sudah membunuh ribuan Masyarakt Muslim di Suriah.
Anatomi Sekutu di Suriah sangat mudah untuk di petakan Rezim Presiden Bashar Al Ashad di dukung oleh Rusia dan iran yang merupakan seteru dari Amerika dan arab Saudi yang tak pernah melakukan proses perdamaian.

Tragedi kemanusiaan di suriah adalah insiden perebutan Wilayah Aleppo Timur yang merupakan basis kekuasaan rezim oposisi yang notabene di huni oleh kelompok Sunni, kelompok milisi oposisi ini dipersenjatai oleh amerika untuk memberontak terhadap pemerintahan resmi untuk mengkudeta dan mengganti dengan pemerintahan baru.

Bashar Al Ashad merupakan anak dari Presiden Suriah Hafiz Al -ashad yang telah memimpin Suriah selama 29 tahun sejak tahun 1971-2000 yang berafiliasi kepada partai Sosialis baath yang berkiblat pada Rusia. Hafeez kerap melakukan kudeta beradarah pada pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh militer.

Konflik berdarah di Siria merupakan pertempuaran seteru lama tak berujung antara Rusia dan Amerika, Amerika mendampingi Kelompok Rezim oposisi dengan menyerang tentara Suriah atas desakan kongres Amerika dan dewan kemanan PBB dengan dalih bahwa Bashar Al Assad merupakan rezim diktator yang harus dilengserkan. Dalam memperpendek langkah pertempuran maka amerika mendukung dan memperkuat persenjataan Isis agar semakin Agresif melancarkan perlawanan bersenjata kepada pemerintah Suriah.

Target amerika menggempur Siria adalah mengahncurkan Negara-negara yang melawan amerika yang menjadi sekutu Rusia, karena selama ini Rezim Al Ashad dikenal sebagai sekutu Loyal Rusia, selain itu tujuan Amerika adalah mendistorsi dan mencoreng agama Islam dimuka dunia sebagai agama yang menyeramkan anarkisitis dan Radikal.

Bahkan untuk membuat Siria semakin kacau kelompok barat mengirimkan para Mujahid dari pentolan tentara, Prancis dan Inggris , selanjutnya adalah mengurangi Populasi islam dibarat dengan mendorong para Muslim di eropa untuk berangkat ke Suriah untuk berjihad.

Arab Saudi sebagai Kerajaan Monarki Absolut dengan notabene penduduk muslim merupakan kerajaan lucu yang mendukung amerika untuk menginvasi Suriah, dalam kacamatan Agama sudah semestinya Arab Saudi mendukung Suriah sebagai Negara yang dominan Penduduk Islam dan dalam satu kawasan Jazirah arab.

Kalau kita simak bersama apakah pernah JIHADIS dan ISIS menyerang ISRAEL yang merupakan Negara Yahudi?, mengapa tidak pernah ?? karena beruhubungan antara ISIS dan ISRAEL merupakan hubungan yang sangat harmonis dibawah kendali Amerika. Namun mereka membombardir Negara-negara berdaulat seperti Suriah di bawah kepemimpinan Al Ashad dan Libya dibawah Pimpinan Khadafi yang semuanya menentang semua kebijakan Amerika.

Minyak adalah Incaran Utama Amerika di Timur Tengah
Pada tahun 2013 presiden Bolivia Evo Morales yang merupakan musuh bebuyutan amerika menyampaian bahwa Invasi amerika ke Suriah karena ingin mendapatkan Akses Minyak atau penguasaan Jalur Regional Timur tengah. Isis kelompok teroris buatan amerika mampu menyelendupkan Minyak keluar Suriah sebanyak US$ 40 juta atau sekitar Rp 561 Miliar perbulan, merupakan angka yang sangat fantastis didapatkan dari sebagian kilang miyak yang dikuasai secara ilegal oleh kelompok pemberontak.

Fenomena di Indonesia.

Bahwa selain kejadian kemanusiaan rezim Al-Ashad, Tragedi di Suriah juga didorong oleh kelompok-kelompok dari eropa untuk di giring menjadi issue Sunni Vs Syi’ah, sehingga rezim al- ashad yang notabene Syi’ah akan di benci oleh masyarakat Internasional. Dan menggalang kekuatan Internasional untuk mengkudeta Al-Ashad.

Kelompok-kelompok tertentu di Indonesia yang anti syi’ah menggalang kekuatan opini untuk serta merta mengutuk Al-ashad bahkan menguntuk Presiden Jokowi untuk mengirimkan Pasukan ke Suriah.
Issue ini perlu disikapi dengan sangat jeli dan arif, bahwa dalam konteks kemanusiaan sudah sangat wajar ketika Bangsa Indonesia berbela sungkawa atas apa yang terjadi di Suriah, namun tidak terjebak dalam arus opini yang dibagun oleh Amerika.

Tragedi Alepo bukan Perang Sunni-Syi’ah bukan pula perlakuan Otoritarian Al Ashad semata, merupakan perang dua Timur dan Barat, Warga Muslim dijadikan alat dan hanya menjadi Korban. Sebagai warga Negara Indonesia mari menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara.

* Wakil Sekertaris di Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa BaraT
Tulisan di kumpulkan dari Berbagai sumber