LBH Ansor Jabar Akan Bela Kasus Didin Sampai Manapun

606
BANDUNG, (Ansor Jabar Online).-
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Jawa Barat, Agus Indra Firdaus, SH menegaskan bahwa LBH Ansor akan melakukan pembelaan terhadap Didin sampai manapun.
Pasalnya bagaimanapun motifnya, Didin telah dijebak pihak oknum pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sehingga Didin harus mendekam di sel tahanan yang sampai saat ini sudah berlangsung selama 43 hari.
“Kami LBH Ansor Jabar bersama GP Ansor Cianjur siap melakukan pembelaan terhadap Didin. Sampai tingkat manapun,” kata Agus, Minggu (15/5/2017).
Menurut Agus, pihak LBH Ansor Jabar telah mendatangi Kepolisian Resort Cianjur pada Hari Sabtu (12/5/2017). Diungkapkan pihak Polres bahwa Didin warga Desa Rarahan Cipanas Kabupaten Cianjur itu berstatus tahanan titipan dari Polisi Hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
“Kata pihak Polres Cianjur berkas perkara Didin sudah masuk Jaksa Penuntut Umum di Kejaksaan Negeri Cianjur. Dan sudah lebih dari 43 hari mendekam di sel tahanan,” ujarnya.
Agus pun bersama Tim Advokasi LBH Ansor Jabar, Gilang Arvasendra akan menemui Keluarga Didin melalui Istri Didin meminta jadi kuasa hukum secara swadaya.
“Senin, 15 Mei lah kami tim advokasi LBH Ansor ke keluarga Didin untuk jadi kuasa hukum,” tuturnya.
Tim Advokasi LBH Ansor, Gilang Arvasendra, SH sangat menyayangkan pihak Polisi Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang langsung memproses Didin tanpa mengindahkan duduk persoalan. Didin sudah jelas korban yang dijebak oknum yang membeli Cacing yang diduga pihak dalam Taman Nasional juga.
Dan apa yang dilakukan Didin sekedar melaksanakan keinginan pembeli karena setahu dia, Cacing tersebut bermanfaat untuk pengobatan.
“Jadi ini memang dijebak karena penangkapan Didin juga tanpa prosedur yang benar,” katanya.
Didin warga Desa Rarahan Cipanas Kabupaten Cianjur ditangkap pihak Polhut Taman Nasional Gunung Gede Pangrango karena disangka melakukan perambahan hutan seluas 35 hektar. Padahal, Didin hanya mencari Cacing Sonara yang hidup dilereng gunung tadi. (Jani)