Kiai Masdar : Amal Jariyah Bang Muhyidin Solidkan PMII

575

Jakarta, NU Online
Di mata Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Masudi, almarhum H. Muhyiddin Arubusman adalah sosok yang sangat rendah hati, tidak banyak kepentingan, dan memiliki komitmen terhadap NU dan PMII yang sangat luar biasa.

“Saya masih ingat saat itu mendampingi almarhum menjabat sebagai Ketum PB PMII. Saya sebagai Wakil Ketua 1. Almarhum adalah orang yang sangat sederhana, tidak neko-neko, dan beliau membimbing kami dengan tidak banyak berwacana,” terang Kiai Masdar sesaat setelah memimpin pelaksanaan shalat dan tahlil untuk H Muhyidin Arubusman di Masjid An-Nahdlah PBNU Jakarta Pusat, Selasa (11/4) pagi.

Kiai Masdar meneruskan, almarhum dapat membangkitkan dan menata kembali PMII dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah. “Salah satu amal jariyah dari almarhum adalah dapat mensolidkan kembali PMII. Dan ini menjadi hal yang sangat strategis untuk vitalisasi bagi NU dan NKRI,” tambahnya.

Sebenarnya, almarhum memiliki akses yang terbuka luas untuk bisa memasuki jabatan yang menjanjikan. “Tetapi atas dedikasi dan keikhlasannya, almarhum sungguh nrimo ing pandum kalau menurut ungkapan Jawa. Memang ia sempat menjadi anggota DPR, namun hanya sebentar. Setelahnya almarhum kembali memilih membina anak-anak muda generasi NU terutama mahasiswa tanpa jabatan formal. Inilah jatidiri almarhum yang kita saksikan.”

H. Muhyiddin Arubusman adalah tokoh NU dari Indonesia timur. Ia lahir di Ende, Nusa Tenggara Timur 24 April1951. Masa mudanya ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah menjadi ketua umumnya pada periode 1981-1985.

Sekretaris Jenderal PBNU periode 1999-2004 itu meninggal dunia pada Senin (10/4), pukul 22.30, di RS Tebet, Jakarta. Rencananya ia akan dimakamkan di Tanah Kusir. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

Sumber: NU online