Ketua Umum DPP FKDT: Madrasah Diniyah Ajarkan Islam Rahmatan Lil Alamin

42

Pemalang—Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) mengajarkan para santrinya pemahaman Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yang dapat diterima oleh masyarakat. Bukan agama dengan pendekatan kekerasan dan intoleran jauh dari misi Nabi Muhammad Saw.

Pernyataan itu dikatakan Lukman Hakim Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) di sela-sela Forum Dialog Publik dan Literasi pada Sabtu (30/11) di Pemalang.

Alumni UIN Walisongo ini menegaskan misi dan risalah Nabi Muhammad Saw adalah menjaga seluruh penghuni jagat raya untuk hidup damai, saling mengasihi dan menyayangi, tidak hanya kepada sesama umat manusia tetapi juga pada makhluk Tuhan lainnya.

Bagi Lukman, Tuhan telah memberikan berkah kemajemukan pada bangsa Indonesia. Kemajemukan dan kebhinekaan adalah sunnatullah, karena itu wajib dijaga terutama dalam membangun warga bangsa.

“Para pendiri bangsa telah merumuskan dasar negara Pancasila sebagai titik temu dari keragaman bangsa, karenanya wajib dipertahankan dan diamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya”, terang Lukman Hakim.

Lukman menerangkan para kyai dan ustadz Madin mengajarkan para santrinya untuk komitmen pada nilai-nilai kebangsaan sekaligus komitmen pada keagamaan. “Masyarakat percaya betul kepada Madin, karena menjadi lembaga pendidikan yang efektif menyebarkan paham Islam yang inklusif, toleran dan damai”, katanya.

Forum Dialog Publik dan Literasi diselenggarakan kerjasama Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo RI dengan Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT). Nara sumber lain yang tampil, Rumadi (PP. Lakpesdam NU) dan Muhammad Nafis Junalia (Pakar Pemikiran Islam UIN Walisongo).(RB)

Ismail Cawidu mengatakan, kita harus berhati-hati dalam bermedsos, jangan asal share, di baca dan dipikirkan dulu. “Jangan sampai gara-gara bermedsos yang tidak benar, kita bisa celaka dan masuk penjara”.

“Kita harus bermedsos yang sehat salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri berita haoks dan tahu bagaimana cara menggunakan medsos yang baik”, dihadapan ratusan peserta Forum Dialog Publik dan Literasi.

Dosen UIN Jakarta ini mengajak kepada kyai, ustadz dan generasi muda untuk menjadikan media sosial untuk hal-hal yang positif, seperti misalnya mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan.(RB)