Ketua STAIN Sorong: Menjadi Aktivis Bagian Dari Karakter Sosial

37

Ketua STAIN Sorong: Menjadi Aktivis Bagian Dari Karakter Sosial

 

Sorong—Menjadi aktivis mahasiswa dan kepemudaan adalah bagian dari bentuk pengembangan karakter sosial. Disamping karakter sosial mahasiswa juga harus menajamkan karakter individual, kolektif dan karakter sosial untuk menghadapi kehidupan saat ini.

Demikian ditegaskan Hamzah Ketua STAIN Sorong dihadapan mahasiswa Bidikmisi peserta Workshop Pengembangan Caracter Building Mahasiswa Bidikmisi pada Kamis 28/12 di Kampus STAIN Sorong.

Lebih lanjut dikatakan persoalan karakter amat penting bagi masa depan bangsa. Islam melalui Muhammad adalah contoh terbaik dalam bersikap dan berbuat atas dasar keluhuran akhlak. Nabi diutus oleh Alloh adalah untuk menyempurnakan akhlak, innama bu’istu liutammima makarimal akhlak.

Menurut lulusan UIN Ujung Pandang ini, karakter harus dididik, dilatih dan dibudayakan melalui pendidikan. Namun yang terpenting adalah melalui pembiasaan dan modelling. Dalam istilah modern disebut budaya organisasi.

Papua Barat adalah provinsi terendah dalam indeks pembangunan manusia (IPM) dan STAIN ikut bertanggunghawab akan kondisi itu. Karenanya Hamzah meyambut baik program Bidikmisi dari Kementerian Agama RI. Saya berharap ditahun yang akan datang kuota bidikmisi untuk kampus kami dapat ditambah.

Ruchman Basori Kasi Kemahasiswaan mengatakan perlakuan khusus dan keberpihakan (affirmasi) harus terus dilakukan untuk meningkatkan pendidikan di daerah. Beasiswa Bidikmisi dan Afirmasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Adiktis) untuk Daerah 3T dan Bidikmisi adalah salah satu program yang diberikan utk anam bangsa yang berasal dari didaerah ini.

Selain tentu lanjut Ruchman Kementerian Agama memberikan pelbagai program yang diperuntukan untuk mengembangkan mahasiswa secara umum seperti bantuan Tahfidz Al Quran, Bantuan Prestasi Akademik, Bantuan Pemagangan Mahasiswa dan Bantuan Lembaga Kemshasiswaan.

Pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah memberikan Beasiswa Bidikmisi dari mulai tahun 2011 hingga 2017. Kurang lebih 28.166 mahasiswa PTKIN (UIN, IAIN dan STAIN) mendapatkan manfaat bidikmisi dengan perincian PTKIN 26.944 orang dan PTKIS 1.220 orang. Jumlah yang masih sangat sedikit, jika dibandingkan dengan yang diberikan pada mahasiswa PTU.

Mereka mendapatkan beasiswa full studi selama 4 tahun. Jumlah mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi namun memiliki berprestasi saat di bangku SLTA yang beruntung mendapatkan Bidikmisi, dari tahun ke tahun adalah: 2011 (2.020 orang), 2012 (2.100 orang), 2013 (2.876 orang), dan 2014 (2.220 orang). Mulai tahun 2015 Bidikmisi sdh merambah ke PTKIS. 2015 untuk ptkin berjumlah 4.780 dan ptkis 220 orang. Tahun 2016 PTKI 6.750 dan ptkis 500 orang. Sedangkan pada tahun 2017 ini u ptkin berjumlah 6.200 dan ptkis 500 orang. Total anggaran yg telah disalurksn berjumlah Rp. 214.692.000.000,-

Umar Sulaiman Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STAIN Sorong mengatakan Workshop Pengembangan Caracter Building Mahasiswa Bidikmisi dimaksudkan agar para mahasiswa Bidikmisi mempunyai keunggulan akhlak, moral dan karakter, sehingga mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya di Indonesia. Diikuti oleh 100 mahasiswa angkatan 2016.

Umar menerangkan penerima Bidikmisi berjumlah 290 orang dengan perincian mahasiswa angkatan 2013 berjumlah 30 orang, 2014 berjumlah 19 orang, 2015 berjumlah 40 orang dan pada tahun 2016 dan 2017 masing-masing 100 orang. (Pipo)