Kencleng Santri Almarhum KH.Lukmanul Hakim Menyantuni Dua Ribu Seratus(2100) Yatim,Piatu,Jompo dan Fakir Miskin di tempat terpencil.

147

Kencleng Santri Almarhum KH.Lukmanul Hakim Menyantuni Dua Ribu Seratus(2100) Yatim,Piatu,Jompo dan Fakir Miskin di tempat terpencil.

Sebanyak lebih dari 2100 Paket bantuan dibagikan pada kegiatan tahunan BAKSOS 10 Muharram 1443 Hijriyah di dusun Sangkali Desa Cogreg Kec.Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya.
Meskipun ditengah suasana kesulitan ekonomi masyarakat akibat terdampak situasi pandemi Covid 19 ternyata tidak menyurutkan semangat berbagi dan menyantuni anak yatim,piatu,orang tua jompo dan masyarakat miskin yang memerlukan bantuan ,kegiatan Bakti Sosial tahunan yang rutin dilaksanakan setiap memasuki tanggal 10 Muharram tetap dilaksanakan dengan sukacita.
Acara yang dimotori oleh para santri Almarhum KH.Lukmanul Hakim atau A’Uman seorang Kyai yang semasa hidupnya banyak membina generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) khususnya di wilayah pesisir selatan Tasikmalaya. Para santri tersebut melanjutkan apa yang dirintis dan diajarkan A’uman sebagai pendiri Paguron Nurul Golabah (Gentur).
Pada tahun 1443 H ini kegiatan Baksos dilaksanakan pada tanggal 18-19 Agustus 2021. Berbeda dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya, BAKSOS 10 Muharram untuk tahun ini tidak terpusat hanya di Kampung Sangkali Desa Cogreg Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya, tapi juga dilakukan di PKM Al-Afifiyah di Kopo Kel. Cirangrang., Kec. Babakan Ciparay Kota Bandung dan Ponpes Roudhotul Burhan Desa Pasir Jengkol Kec, Majalaya Kab. Karawang. Dalam kegiatan di tiga tempat tersebut, telah disebarkan bantuan kurang lebih 2100 paket bantuan baik berupa uang tunai maupun sembako dengan tetap mematuhi protocol kesehatan.
Kegiatan ini juga melibatkan komunitas lintas iman seperti dari Katholik maupun Protestan ,selain dari sekitar Tasikmalaya bahkan kegiatan ini juga melibatkan Caritas Jabar-Keuskupan Bandung juga GKI Kebonjati. Tetapi yang luar biasa untuk diketahui bahwa untuk tahun ini 70 persen lebih, dana yang dikumpulkan untuk paket tersebut berasal dari kencleng santri yang mereka tabung selama satu tahun.
Jika kegiatan pada tahun sebelumnya yakni 1442 H diselimuti oleh rasa duka yang begitu dalam di kalangan para santri karena tiga bulan sebelum kegiatan, tepatnya pada tanggal 15 Syawal 1442 H pendiri dan sesepuh Paguon Nurul Golabah (Gentur) KH. Lukmanul Hakiem Hasbulloh meninggal dunia karena sakit. Maka untuk kegiatan di tahun 1443 H ini, para santri paguron sepertinya mulai menemukan spirit dan makna ‘baru’ untuk melanjukan gerakan sosial keagamaan yang telah dirintis sejak tahun 1984 guna membantu kehidupan oang-orang terpinggirkan khususnya nasib anak yatim-piatu dan mereka yang kurang beruntung.
Menurut KH. Wahyul Afif Al-Ghofiqi selaku sekretaris dewan santri paguron, Spirit dan makna baru tersebut digali selama kurang lebih satu tahun atas apa yang telah diajarkan oleh Alm. KH . Lukmanul Hakiem Hasbulloh (A’Uman) kepada para santri paguron melalui sebuah penelitian mendalam yang hasilnya telah di resapi kembali dan ditelaah batinkan secara bersama-sama sehingga tahun ini muncul tiga rumusan inspiratif, yaitu persaudaraan abadi 101, tebar kasih menuai berkah, dan hirup, hurip, harep. Dengan tiga isu strategis ini, Insyallah kedepan, paguron akan mulai melakukan penataan organisasi paguron dengan harapan akan memperkuat bentuk gerakan sosial keagamaan paguron yang lebih luas dan variatif.
Selain itu, tiga isu strategis itu akan coba terus diturunkan menjadi rencana-rencana kegiatan yang lebih praktis secara operasional sehingga akan melahirkan bentuk kesadaran spiritual, akhlak-moral dan tanggungjawab sosial para santri paguron secara seimbang.
Sedangkan menurut Abah Otong dan Mang Ahid, selaku unsur pelaksana harian dan pengawas kegiatan paguron, semoga tahun depan beberapa komunitas santri paguron di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan akan di dorong agar dapat melakukan kegiatan yang serupa. Dan sebetulnya beberapa warga asli Malaysia, untuk tahun ini telah berjanji akan hadir ke Sangkali dalam kegiatan Baksos 10 Muharram 1443 H, tapi karena Covid, mereka urung datang ke Indonesia.
Menurut M. Hasan Al-As’ary alumni PMII yang saat ini aktif di STAINU Tasikmalaya selaku orang yang ditugasi oleh dewan santri dan dewan pelaksana harian paguron Nurul Golabah untuk melakukan penelitian mendalam menyebutkan, bahwa kegiatan Baksos 10 Muharram bagi Paguron, merupakan wujud dari iman yang harus di jaga dengan perbuatan atau amal shaleh dengan mencintai anak yatim dan orang-orang yang terpinggirkan. Dengan model keimanan yang seperti ini maka setiap orang dibebani untuk melanjutkan risalah NABI SAW. Dengan konsep dan pemahaman seperti itu, sebetulnya paguron telah memiliki visi, misi dan sistem yang jelas dan kuat, sehingga santri paguron tinggal menjalankannya secara serius. Sedangkan dari silsilah keilmuan dan gerakan, paguron tidak dapat dilepaskan dari ajaran Aang Nuh Gentur Cianjur, yang notabene Alm. KH. Lukmanul Hakiem Hasbulloh (A’Uman) ternyata salah satu santri bliau. Menurut Hasan yang juga seorang peneliti ilmiah ditemukan kisah bahwa A’Uman adalah orang yang mendampingi Aang Nuh, saat beliau di masa orde baru dikabarkan terbang ke atas Monas. Peristiwa ini di indikasikan sebagai upaya protes Aang Nuh dan A’Uman untuk menghentikan peristiwa Petrus (Penembakan Misterius). Mengingat pada saat itu, A’Uman merupakan salah satu murid Aang Nuh yang masih beraktivitas di jaringan preman di Indonesia.