Kekhawatiran Banser Jabar Soal Abainya Ridwan Kamil ke Pesantren, Terbukti

2579

Munculnya Klaster Covid 19 Pesantren di Jawa Barat membuka tabir keberpihakan Guberur Jawa Barat kepada Pesantren. Dari awal kemunculan Covid, Pemprov Jawa Barat tidak memiliki skenario bagaimana menyelamatkan Pesantren dari ancaman Korona.

Hal tersebut dikatakan oleh Yudi Nurcahyadi, Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Banser Jawa Barat. Kamis (1/10/2020).

“Yang sempat rame dibahas dan menjadi pemberitaan, kan justru ancaman terhadap pesantren, gitu lho,” kata Yudi.

Hal tersebut merujuk kepada surat yang dilayangkan kepada Pesantren dari Pemprov Jawa Barat beberapa bulan yang lalu.

“Maksud saya itu. Kenapa tidak ada mitigasi. Ini kan menjadi ironi. Kenapa, karena Pesantren itu salahsatu sentrum di Jawa Barat,” ujarnya.

“Tidak ada komunikasi yang baik,” sambung Yudi.

Bahkan, dirinya sudah membayangkan Pesantren akan menjadi Kluster Covid. Mengingat minimnya perhatian insfrastruktur kesehatan dari Pemprov Jawa Barat.

“Dari dana yang begitu besar untuk penanggulangan Korona. Berapa yang dialokasikan untuk Pesantren?” tanya Yudi.

Yudi menjelaskan bahwa dana penanggulangan Korona begitu besar. Sayangnya pemerintah Propinsi Jawa Barat seakan tidak memiliki fokus yang jelas.

“Fokus nya itu sebetulnya pandemi. Penyakit. Sebetulnya itu yang jadi fokusnya dulu. Lha ini yang jadi fokus soal ekonomi. Itu pun kan seperti kita ketahui bersama, amburadul,” katanya.

Yudi pun tidak luput menyinggung peran Uu Ruzhanul Ulum sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat. Yudi menilai tidak ada peran signifikan dari orang nomor dua di Jawa Barat tersebut.

“Uu itu kan orang pesantren. Harusnya tahu betul bagaimana lingkungan pesantren,” kata Yudi.

Yudi menduga apakah tidak ada komunikasi yang baik antara Gubernur dan Wagubnya itu.

“Saya sih menduga kedua kepala Pemprov itu sudah tidak sejalan,” ujarnya.