Kamarudin Amin: Puasa Instrumen Kontemplasi Spiritual dan Perbaikan Diri

36

Kamarudin Amin: Puasa Instrumen Kontemplasi Spiritual dan Perbaikan Diri

Jakarta—Ibadah puasa ramadlon merupakan instrumen untuk kontemplasi spiritual dan perbaikan kualitas diri bagi umat Islam. Karena dengan puasa maka fakultas-fakultas spiritual akan berfungsi dengan baik.

Hal itu disampaikan Kamaruddin Amin Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, saat memberikan Kultum Ba’da Sholat Dzuhur hari ke dua puasa Ramadlon, Selasa (7/5) di Mushola At-Tarbiyah lantai VIII.

Mengutip Muhammad Jalaluddin Rumi, Kamarudin mengatakan fakultas-fakultas spiritual hanya bisa berfungsi jika dilumpuhkan. Karenanya puasa dipandang sebagai instrumen spiritual break, istirahat sejenak bagi tubuh dan jiwa kita.

Disadari kata Guru Besar Hadits ini, selama sebelas bulan full kita melaksanakan capaian-capaian duniawi untuk mencari berbagai properti hidup, jabatan, karir dan lain-lain. “Di bulan suci ramadlon saatnya kita meperbanyak tafakkur, dzikir, membaca al-Quran, dan amaliyah-amaliyah yang dianjurkan lainnya”, kata Kamar.

Ditegaskan oleh Guru Besar UIN Alauddin Makasar puasa merupakan sarana efektif kontemplasi dan introspeksi tentang makna ketuhanan, manusia dan alam. Karena hakikat tujuan akhir puasa (ultimate goal) adalah agar kita mendekatkan diri dengan Tuhan “la’allakum tattaqun”.

Dihadapan jama’ah Kamaruddin berpesan agar ibadah kita termasuk puasa, mengantarkan pada perbaikan kualitas hidup pegawai Ditjen Pendidikan Islam. “Orang akan semakin arif, bijak, penyayang, itu karena sifat-sifat tuhan terrefleksi dalam dirinya sebagai indikator kualitas ketaqwaannya”, katanya.

Dengan mengutip Rumi, Kamaruddin mengingatkan sejaumana manusia tercelempung pada dunia yang melumpurinya nantinya akan kembali kepada Tuhannya. “Kita semua sebagai keluarga besar Kementerian Agama harus saling mengingatkan dan berusaha agar kita selalu ingat Tuhan dan menjalankan keutamaan-keutamaan Ramadlon”, paparnya.

Selain itu Kamaruddin juga menyinggung pentingnya fungsi puasa sebagai instrumen untuk menahan dan menjaga diri dari godaan-godaan hidup hedonis yang berlebihan, meraih kekuasaan dengan segala cara dan pragmatisme.

Diakhir ceramah Kamaruddin berpesan kepada jama’ah Mushola At-Tarbiyah yang tidak hanya pegawai Ditjen Pendidikan Islam untuk memanfaatkan kehidupan di Jakarta dengan kreativitas beribadah. Di sela-sela macet misalnya kita dapat memperbanyak membaca Al-Qur’an, dzikir dan membaca sholawat.

Kegiatan Syiar Ramadlon Musholla At-Tarbiyah diawali dengan cermah keagamaan oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Imam Safei dan diisi dengan berbagai kegiatan seperti Kuliah Ba’da Dzuhuh, khatmil quran, peringatan nuzulul quran dan santunan sosial. (RB)