JANGAN TERTIPU DENGAN RETORIKA

79

JANGAN TERTIPU DENGAN RETORIKA…..

(oleh seda A Ziyad)
Menjelang pemilihan kepala daerah baik Gubernur, Bupati hingga Wali Kota kita akan sering terdengar pernyataan, saya tidak punya potongan jadi Gubernur dan tidak ada sedikit pun keinginan untuk mencalonkan diri karena banyak yang lebih baik. Namun jika masyarakat menghendaki dan memberi amanah, apa boleh buat , saya siap menjalankan amanah itu dengan baik.

Kalau sedikit kritis, kita bisa melihat kalimat itu tidak konsisten. Diawal dinyatakan tidak ada sedikit pun keinginan. Maksudnya keinginan yang bersangkutan memang tidak sedikit melainkan berlimpah ruah untuk jadi kepala daerah.

Berikutnya, jika memang tidak mau menjadi kepala daerah dan ada masyarakat yang meminta, kalau memang konsisten sejak awal tolak dengan tegas. gampang kan. tidak perlu dijadikan tameng masyarakat menghendaki dan memberi amanah. artinya dalam hal ini sebenarnya politisi tersebut sangat ingin jadi kepala daerah namun terlalu banyak retorika atau malu-malu kucing.

Itu hanya sekelumit kisah tentang politisi di Tanah Air kita. Mereka dikenal sangat baik kemampuan retorikanya. Istilah lainnya adalah bahasa diplomatis. sangat piawai mengolah kata dan menyusunnya menjadi kalimat yang indah. Sehingga rakyat akan terpesona mendengarnya. Seperti mendengar angin sorga.

“ini adalah kemenangan rakyat” ucap pemenang pilkada. Dia yang ikut pilkada dan menang kenapa tiba-tiba saja disebut rakyat yang menang, sedangkan rakyat adalah pemilih.
Apakah kalau rakyat yang menang yang dilantik adalah rakyat? Apakah yang akan menjalankan pemerintahan adalah rakyat ? Tidak bukan. Yang pasti yang akan jadi gubernur adalah kandidat tersebut. Lalu dari mana pula datangnya yang menang itu rakyat ?

Politisi yang baik adalah politisi yang bisa mencerdaskan masyarakat. Bukan cuma piawai memainkan kata. Karena rakyat tidak hanya butuh kata-kata yang manis. Namun juga butuh prilaku yang nyata. Semakin hari rakyat akan kian cerdas. Mungkin dulu untuk menghibur rakyat memang hanya butuh retorika. “Ya akan kami perjuangkan”ucap wakil rakyat. Waktu itu siapapun yang mendengarnya akan senang. Namun tunggu demi tunggu realisasinya nol. Akhirnya masyarakat pun kecewa bahkan banyak yang apatis………..