Isue Santa Clara Bekasi Sampai ke Vatikan Roma

1069

Bekasi, (ansorjabar online)
Polemik pembangunan rumah ibadah umat Kristini yakni Gereja Santa Clara di Bekasi Utara sudah menjadi Isue Internasional. Bahkan, komunitas umat katolik di Takhta Suci Vatikan akan mengupas tuntas masalah tersebut dalam seminar yang berlangsung di Vatikan, Roma pada 24 Mei 2017 mendatang.

Seminar yang diberi tema “Managing Religious Prurality in Indonesia During the Reform Era” tersebut akan mengundang sejumlah nara sumber langsung dari tanah air di antaranya,  Yenny Zannuba Wahid Direktur Wahid Isntitut, J. Irma Betaubun aktifis dialog antar agama dan Walikota Bekasi Rahmat Effendi selaku pimpinan tertinggi di wilayah Kota Bekasi.

Menanggapi hal tersebut, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bekasi selaku ormas kepemudaan milik Nahdlatul Ulama (NU) yang konsen terhadap nilai-nilai pluralisme menilai hal tersebut merupakan nilai plus bagi Kota Bekasi dibawah kepimpinan Rahmat Effendi untuk mensosialisasikan kondisi real di lapangan terhadap masyrakat dunia. 

“Kami rasa ini hal yang sangat positif, undangan langsung dari Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan kepada Rahmat Effendi sebagai narasumber dalam seminar itu jelas sangat  bernilai guna menyelesaikan masalah-masalah dan mencari solusi soal penolakan pembangunan Gereja Santa Clara,” kata Sekertaris GP Ansor Kota Bekasi Hasan Mukhtar di Bekasi, Minggu (2/4/2017).

Hasan menjelaskan, Walikota Bekasi yang juga sebagai salah satu anggota Mutashar PC NU Kota Bekasi diharapkan melalui seminar internasional tersebut mampu memberikan informasi kepada masyarakat dunia, bahwa iklim kebebasan beraga di Kota Bekasi sangat kondusif meskipun ada pro dan kontra dari pihak lain.

“Bekasi sebagai kota Heterogon dan majemuk jadi sudah menjadi keharusan pemimpinya mampu memberikan kenyaman dan rasa aman terhadap setiap warganya dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaanya masing-masing, tidak ada pilih kasih antara mayoritas dengan minoritas,” tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut Hasan GP Ansor Kota Bekasi mengaku siap untuk pasang badan terhadap pemimpin yang mampu menerapkan nilai-nilai kebinekaan dan pluralisme di bumi Patriot Bekasi. Pasalnya, kebinekaan merupakan simbol kebesaran yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. 

“Ketegasan dan komitmen walikota untuk memastikan seluruh warga kota Bekasi mendapatkan hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Ini harus di dukung, karena Kota Bekasi tidak hanya dihuni oleh satu kelompok, golongan dan agama, tetapi semua golongan, kelompok dan agama sudah ada di kota ini,” tutup Hasan.(coki)