IAIN Pontianak Selenggarakan “Perkemahan” PBAK

54

IAIN Pontianak Selenggarakan “Perkemahan” PBAK

Ada hal yang berbeda dalam penyelenggaraan PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) IAIN Pontianak tahun 2019 ini. Seluruh mahasiswa baru yang berjumlah 1785 mahasiswa harus “berkemah” atawa menginap di kampus selama penyelenggaraan PBAK. Artinya, mereka harus menginap selama empat hari, yakni pada 26-29 Agustus 2019.

Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, M.A menyebut bahwa salah satu alasan seluruh mahasiswa baru harus menginap ketika PBAK adalah dalam rangka mengoptimalkan proses pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan.

Agenda-agenda PBAK pun didesain sedemikian rupa, sehingga diharapkan mahasiswa baru IAIN Pontianak mendapatkan bekal yang memadai dalam berkiprah di kampus serta menjadi garda depan penyebar Islam moderat dan penjaga gawang NKRI.

“Dengan diinapkannya seluruh mahasiswa baru, maka kami bisa leluasa memberikan informasi tentang moderasi beragama, wawasan kebangsaan, serta dapat menggembleng mental dan spiritualitas mahasiswa baru,” terang pria asal Ketapang ini ketika ditemui setelah pembukaan PBAK.

“Jika pun dipersepsikan PBAK IAIN Pontianak sebagai pesantren kilat, tidaklah keliru, karena banyak agenda yang bernuansa keagamaan, seperti sholat fardu berjamaah, tahajud, dan sebagainya”, kata Mantan Wakil Rektor II ini menambahkan.

Selain itu, dilatarbelakangi peristiwa memilukan tahun lalu. Saat itu, ada salah satu mahasiswa baru yang meninggal dunia akibat kecelekaan ketika pagi buta berangkat ke kampus untuk mengikuti PBAK.

Dalam waktu yang sama, Muhammad Aziz Hakim, Kasi Pengembangan Profesi PTKIN, yang hadir mewakili Direktur Diktis mengapresiasi kreasi yang dibuat IAIN Pontianak dalam penyelenggaraan PBAK ini. Ia menyebut bahwa sistem kemah atau inap ketika PBAK barangkali satu-satunya dan pertama kali diselenggarakan oleh PTKIN se-Indonesia.

M. Aziz Hakim juga berharap PBAK menjadi momentum bagi mahasiswa baru IAIN Pontianak untuk memikul tanggung jawab baru, yakni tanggung jawab sosial. “Mahasiswa harus memiliki rasa tanggung jawab sosial, tak hanya tanggung jawab individual. Dalam arti, mahasiswa harus ditempa untuk memiliki kepekaan sosial dalam rangka memperjuangkan nasib rakyat kecil”, tegas mantan presiden mahasiswa IAIN Walisongo ini dalam sambutannya di hadapan peserta PBAK.

Pembukaan PBAK IAIN Pontinak sendiri dihadiri oleh para wakil rektor, dekan, direktur Pasca, dan seluruh pejabat struktural IAIN Pontianak. Melibatkan pula stakeholder terkait dalam rangka menunjang kesuksesan PBAK IAIN Pontianak Tahun 2019.