Gus Tutut : HTI Telah Menghinakan Perjuangan Ulama Mendirikan NKRI

2481


Tulungagung, (ansorjabar online)

Gerakan Pemuda Ansor akan selalu siap dalam posisi terdepan saat negara menghadapi masalah, termasuk rongrongan sekelompok pihak yang ingin mengganti sistem dan ideologi negara.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Umun Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Dosen Muda yang dilaksanakan di IAIN Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (02/04/2017).

Menurutnya, Indonesia saat ini dalam kondisi bahaya yang nyata dengan semakin terbukanya organisasi pengusung khilafah islamiyah yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengkampanyekan ideologinya.

“Setiap kali negara menghadapi masalah, maka Ansor siap tampil di depan. Saat ini negara mengalami bahaya. Seperti aksi pagi tadi, acara HTI di Surabaya sudah berhasil dibubarkan”, kata Gus Yaqut.

Kemudian, Gus Yaqut menuturkan bahwa dirinya mendapatkan telepon dari Kapolda Jatim. Kemudian Kapolda ditanya, perihal siapa yang membubarkan acara HTI tersebut ? Dengan nada lirih, Kapolda menjawab bahwa yang membubarkan adalah Banser.

Bagi Ansor dan Banser, kata anggota fraksi PKB DPR RI ini, membubarkan HTI dan organisasi sejenisnya tidak perlu mencari alasan. Sebab alasannya sudah jelas, yakni menjaga NKRI yang merupakan warisan perjuangan para Ulama.

“Kalau HTI mengatakan Indonesia adalah negara Toghut (red:syetan) berarti mereka telah menghina Ulama kita”, tegas Gus Yaqut.

Bagi Ansor, tidak mungkin para Ulama dulu membentuk Indonesia tanpa dasar keagamaan. Indonesia dengan Pancasila dan UUD 1945 ini sudah sangat Islami.

“Jika sahabat-sahabat mengatakan atau mempertanyakan bahwa indinesia itu negara Toghut itu sama halnya sahabat-sahabat mengatakan atau meragukan Ulama-ulama kita dahulu”, jelas Gus Yaqut kepada peserta PKL dosen muda.

Kemudian, ditegaksan pula olehnya, bahwa NU didirikan bukan hanya urusan aqidah islam ahlussunah waljamaan (aswaja) semata, namun untuk Indonesia juga.

“Kalau hanya menjaga aswaja saja KH. Wahab dan KH.Hasyim Asy’ari tidak perlu repot-repot mendirikan Jam’iyyah (organisasi). Namun kalau sekedar aswaja saja cukup digarap di pesantren-pesantren. NU didirikan untuk Indonesia”,imbuhnya.

Kepada peserta PKL yang merupakan delegasi dosen Perguruan Tinggi se Indonesia, Gus Yaqut mengajak untuk berkiprah lebih nyata terutama dalam menangkal setiap gerakan radikalisme yang merongrong kedaulatan NKRI (edi).