Gus Faris : Meninggalnya Seorang Ulama Merupakan Kiamatnya Dunia

504

Jamanis, (ansorjabar online)
Dalam Rangka Tasyakur bil-ni’mah dan menyambut bulan suci Ramadhon, pengurus Majlis Ta’lim Al-Istiqomah bekerjasama dengan pengurus GP Ansor PAC Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya, mengadakan Tabligh Akbar yang diadakan di kampung Cibitung desa Condong, Rabu (17/5).

Hadir sebagai Muballigh adalah Pimpinan Rijalul Ansor Pusat, KH. Faris Elt Haque Fuad Hasyim.

Dalam kesempatan ini, salah satu pengasuh Buntet Pesantren Cirebon ini menjelaskan tentang sejarah diadakannya pengajian dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhon pada masa Rosululloh SAW.

“Imam Malik menceritakan bahwa di zaman Rosul sok aya pengajian sebelum menyambut Bulan Puasa. Diantaranya untuk mengingat dan menyambut bulan puasa dan menghidupkan kembali nilai- nilai keIslaman,”kata Gus Faris.

Disamping itu, beliau juga banyak menjelaskan tentang urgensi nya peran seorang Ulama.

“Ulama itu manusia langka, kalau saja seorang ulama meninggal, maka kiamat lah dunia”.

Karna menurutnya, seorang Ulama adalah lenteranya dunia.

Usai pengajian, Gus Faris kemudian bertolak ke sekretariat Ansor PAC Jamanis yang diikuti seluruh kader Ansor yang hadir. Dihadapan kader-kader Ansor, Gus Faris memaparkan beberapa isu kekinian menyangkut keummatan dan kebangsaan.

Kepada kader Ansor, Gus Faris menegaskan untuk yakin dengan sikap yang ditempuh oleh GP Ansor selama ini sudah benar.

“Berbagai tuduhan dan fitnah atas peran Ansor harus disikapi dengan tegas oleh kita. Karena kita diserang, maka kader Ansor jangan diam. Harus dilawan, terutama yang menyangkut Mu’ahadah wathoniyah (kesepakatan kebangsaan),” terangnya.

Ketegasan tersebut kata Gus Faris sebagai bentuk perimbangan atas model konflik yang dibentuk oleh orang-orang yang tidak suka terhadap NU dan Ansor selama ini.

“Sikap tawasuth (seimbang) yang saat ini dibutuhkan adalah dengan bersikap tegas kepada mereka yang terus menciptakan konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
(Asep Ebet/Edi)