Guru Dan Siswa Butuh Kuota Internet
Musibah covid 19 yang sedang melanda dan entah kapan akan berakhir memang sangat berdampak bagi semua sektor. Kini sudah banyak diantara kita yang tak lagi memperdulikan statistik atau turun naiknya jumlah korban positif covid 19, entah karena sengaja mengabaikan atau emang bosan bahkan lelah dengan semua ini.
Jika melihat data orang yang terjangkit covid 19 baik yang positif, dalam pemantauan atau pasien dalam pamantauan saat ini memang masih signifikan penularannya. Segala cara sudah dan tengah dilakukan pemerintah untuk mengatasi semua ini, dari mulai pelarangan kumpul-kumpul hingga penjagaan wilayah2 yang berzona merah, bantuan berupa uang tunai dan sembakopun digelontorkan. Bahkan kabar terakhir Gubernur Jawa Baratpun akan memberikan denda bagi siapa saja yang tidak memakai masker di tempat umum. ya, semua adalah upaya yang sedang dilaksanakan untuk menanggulangi covid 19 dan dampaknya.
Selain dari pada semua dampak dan usaha pemerintah saat ini, yang kini sedang menjadi keluhan masyarakat terutama para siswa, orang tua siswa bahkan guru adalah kebijakan tentang masuknya para siswa di tahun ajaran baru namun sistem yang digunakan adalah belajar jarak jauh melalui jaringan internet. Apakah menggunakan WA, google class room, meeting zoom atau aplikasi lain yang dijadikan sbagai media pembelajaran jarak jauh. Ternyata ini memiliki persoalan tersendiri.
Dari mulai siswa tak memiliki HP, yang tidak memiliki kuota, sampai kepada terlalu banyaknya aplikasi yang digunakan dan semua itu memakai kuota yang ekstra. Sehingga banyak orang tua mengeluhkan hal ini, begitupun dengan siswa dan guru mereka kini sangat mengeluhkan besarnya paket internet yang harus dimiliki untuk digunakan demi kelancaran pendidikan.
Belum genap stengah bulan tahun ajaran 2020-2021 berlangsung mereka sudah merasakan sulitnya mengajar saat ini hanya karena keluhan keluhan yang menjadi tekanan psikologi semua.
Hingga semua ini berlangsung belum ada kebijakan pemerintah yang secara khusus menangani masalah-masalah ini. Padahal bukan hal yang sulit bagi para pemangku kebijakan atau pengusaha untuk memberikan layanan internet gratis bagi setiap lembaga pendidikan dan para siswa saat menjalankan pembelajaran di rumah saat ini, kalau tidak beri kami solusi lain agar anak2 tetap dapat belajar dan kami bisa mengajar tanpa beban kuota dan tekanan psikologi. Jika bantuan tunai dan sembako saja bisa dilaksanakan bertahap mengapa untuk jaringan internet kepada siswa dan guru belum bisa dilakukan.
Kang Didi
wakil ketua II Bid.Pemuda & olahraga GP.Ansor Kab.Bogor