Di pesantren, santri atau kiai sangat lumrah jika menyebut nama GP Ansor. Di lapangan sepak bola, jelas sangat jarang GP Ansor disebut-sebut. Namun, beberapa minggu terakhir, publik masyarakat Jampang Kulon mendengarnya di lapangan sepak bola. Puncaknya saat kesebelasan GP Ansor maju ke babak final yang berlangsung di Lapangan Desa Tanjung pada JUmat 14 Juli lalu.
Ya, GP Ansor Jampang Kulon turut serta dalam kompetisi Karang Taruna Cup tingkat Kecamatan Jampang Kulon. Tidak hanya mengirimkan satu tim, melainkan 2 kesebelasan. Tim GP Ansor A dan B.

Kesebelasan GP Ansor A yang diperkuat Pedro Rodrigues , Ebod, Iman, Saldi, Ripandi, Odon, Boas, Belo, Andreas, Ari merangkak sampai ke puncak, berhasil menjadi juara setelah menekuk lawannya, SMANJAK dengan skor 3-2.
Tak hanya itu, kapten kesebelasan GP Ansor A atas nama Pedro Rodrigues ditahbiskan sebagai pemain baik dan mesin gol terbanyak. Lengkap sudah.
Hal yang menarik pada kompetisi itu, komentator sepak bola di pinggir lapangan menyebut kesebelasan GP Ansor dengan Gabungan Pemuda Ansor. Di lain waktu sang komentator melafalkannnya dengan gaya keminggris Jipi Ansor. Sampai pada akhirnya dengan fasih menyebut Gerakan Pemuda Ansor.
Apapun pelafalannya, yang dimaksud adalah Gerakan Pemuda Ansor. Nama yang sebelumnya seolah menjadi trade mark hanya di pesantren, tapi kini mengundang kepenasaran para penonton, dan bahkan pemain dari tim lain.

Menurut Ketua Pimpinan Anak Cabang GP Ansor Jampang Kulon Ilham Ansori, dampak positif keikutsertaan pada kompetisi itu, sebagian penonton mulai bertanya-tanya tentang bagaimana cara menjadi anggota dan kapan mengadakan rekrutmen.
“Bahkan, ada ada pemain lawan yang hoyongeun ngiring (ingin ikut) PKD (Pelatihan Kader Dasar, syarat menjadi anggota Ansor, red.) segala karena menurutnya “resep di OKP Ansor mah aya sepak bolaan”,” kata Ilham.
Hal itu, kata Ilham, terjadi pula saat GP Ansor turut serta dalam turnamen bulutangkis. Waktu itu, ada penonton dan atlet yang inin ingin ikut PKD dengan alasan “resep di Ansor mah aya batmintonan”.
Ilham menjelaskan, selama ini Ansor hanya dikenal di kalangan anak muda santri yang aktif di pengajian. Mereka akan terus dipertahankan. Namun, Ansor juga akan mendekatkan diri kepada kalangan pemuda yang gamar berolahraga.
“Ansor terbuka untuk semua kalangan, termasuk mereka yang gemar di dalam olahraga. Jadi saat ini, ada kader Ansor di bulutangkis. Ada 10 orang. Atelet-atlet terbaik di Jampang Kulon,” katanya.
Ia berharap Ansor akan lebih maju bukan hanya di bidang keagamaan, tapi di semua lini, termasuk dalam ekonomi. Kaus tim kesebelasan Ansor didesain dan dibikin kader Ansor. GP Ansor membelinya kepada kader tersebut.
Sementara pengajian tentu saja tak akan ditinggalkan. Saat ini pengajian Ansor Jampang Kulon tidak hanya diikuti internal kader dan pengurus, tapi diikuti OKP lain.
Di sela-sela itu, Ansor rutin berolahraga, setiap akhir pekan, seminggu sekali. Buahnya, GP Ansor mampu mengirimkan 2 klub dan menjadi juara.
Abdullah Zuma