Full Day School Ditolak Oleh Tenaga Pendidik

215

Purwakarta-Penolakan Rencana Full Day School terus bermunculan. Kebanyakan tenaga pendidik menolak rencana sekolah sepanjang hari yang dikeluarkan Mendikbud.

Penolakan terhadap wacana Full Day School ini membuat para pendidik angkat bicara bahwa Full Day School akan menyusahkan para siswa

Menurut Willy A Rahman salah satu guru Madrasah Ibtida’iah (MI) Al Izudiniyah cipulus, Full Day School membuat sekolah tidak efektif
“Dari dulu juga siswa emang punya kebiasaan full day school, pagi sekolah SD, siang sekolah Agama kemudian di magrib ngaji di majlis atau di ponpes,” paparnya, jum’at, (02/12/16)

Bukan hanya itu,ia menjelaskan kalau siswa di haruskan masuk jam 07.00 dan pulang jam 17.00 apakah efektif?
“bagaimana dengan anak yang suka bantu orang tua atau yang suka ngaji. Jangan sampe jadi beban ke anak dan  orang tuanya,” ujurnya sambil ketawa

Sedangkan menurut Eva fatimah guru MTs Al Madani Wanayasa Kab. Purwakarta, Full Day School akan melepas tanggung jawab orang tua terhadap anak dengan menyerahkannnya ke sekolah
“Enak dong orang tua bebas tanggung jawab untuk mengurus anaknya, dan harus jd pertimbangan juga, dikhawatirkan nanti akan merenggut interaksi antara anak dengan orang tua,” katanya

Adapun di tempat yang berbeda, Nuraeni salah seorang guru MDA ketakutan anak-anak tidak bisa mendalami ilmu agama.
“Anak-anak tidak di berikan pondasi keagamaan dong kalau begitu dan anak-anak jadi males untuk ikut ngaji belajar agama karena kecapean.” (Hadi)