FSB: Film Bumi Manusia Tumbuhkan Kesadaran Kebangsaan

95

Jakarta – Forum Satu Bangsa (FSB) mengadakan Nonton Bareng Film Bumi Manusia bersama para tokoh bangsa dan komunitas lintas agama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia Ke 74 di Bioskop Metropole Menteng, Jakarta.

Kegiatan nonton film terbaru besutan Hanung Bramantyo ini menjadi salah satu media untuk memahami sejarah bangsa.

Ketua umum Forum Satu Bangsa (FSB), Hery Haryanto Azumi, mengatakan Film Bumi Manusia ini menyuarakan narasi bahwa kaum Bumipoetra harus memiliki kesadaran kebangsaan yang kuat.

“Untuk saat ini gagasan Boemiputra ini kita terjemahkan sebagai kewarganegaraan dan kerakyatan tanpa membedakan agama, etnis dan asal usul sosial. Disebut kaum Boemipoetra waktu itu untuk membedakan dengan tegas siapa kita dan siapa orang-orang Eropa. Di era kemerdekaan, kita memaknai konsep Boemiputra sebagai seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya pada Senin, (19/18/2019).

Ketua Umum FSB juga menilai bahwa masyarakat Indonesia yang dipersatukan oleh gagasan kebangsaan selama lebih dari 100 tahun merasa perlu untuk membangun bangsa melampaui garis-garis agama dan etnisitas.

“Karenanya, kesadaran kebangsaan yg dinarasikan dalam Bumi Manusia tidak pernah kehilangan urgensi maupun relevansi sampai saat ini. Ketika para aktivis khilafah hendak menjebol garis batas imajiner kebangsaan kita melalui pintu agama, maka kita wajib kembali menyuarakan posisi paham kebangsaan kita,” tegasnya.

Hery menambahkan bahwa ketika liberalisme dan arabisme hendak menggerus budaya nasional yang adiluhung, maka masyarakat Indonesia harus tegak berdiri di pihak kebudayaan Nusantara.

“Disitulah jelas siapa kita,” tandasnya usai menonton bersama film Bumi Manusia bersama para tokoh dan pemuka lintas agama.

Ketua Umum FSB juga berterimakasih kepada seluruh tokoh dan undangan yang telah hadir, serta berterimakasih kepada para pihak yang telah membuat acara Nonton Bareng Film Bumi Manusia ini terlaksana.

Tokoh dan undangan yang turut hadir dalam acara ini antara lain : Penasihat Forum Satu Bangsa Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Karyonagoro, Cucu Pendiri NU Hj. Lily Chadijah Wahid, keluarga Letjen Tni (Purn) Marciano Norman yang juga cucu dari RM. Tirto Adi Soerjo, keluarga Habib Salim Solahuddin Jindan, anggota KEIN Andri Sudibyo, Dirjen Kominfo Dr. Ismail, MT., tokoh Katolik Dr. J. Kristiadi, penasihat Gubernur Banten KH. Lukman Hakim, Ketua Umum Pelangi Kebangsaan Johannes Nurwono, dan banyak tokoh lainnya dari berbagai paguyuban dan ormas pemuda.