For NU 2023 Evolusi NU dan Peradaban di KOTA BEKASI

229


المحافظة على القديم الصالح والاخذ
بالجديدالاصلح

Ahmad Jaelani

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi kemasyarakatan Islam yang memberi payung bagi kaum tradisional. Sejak didirikan pada 1926 oleh KH Hasyim Asy’ari,  dan NU menjadi agent perubahan yang tetap menjaga tradisi kaum sarungan.  Terutama dalam pemikiran dan ide-ide  inovatif dalam membangun peradaban, NU tidak berubah sebagaimana banyak anggapan orang yang tidak paham dengan pemikiran kaum intelektual muda yang inovative karena mengkonversi pemikiran ulama salaf menjadi narasi yang modis karena berhadapan dengan zaman serta keadaan.

Gagasan ini telah di luncurkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)  yang menjadi motor dari produk NU yang pemikirannya sulit ditandingi kiai-kyai lainnya. Sebagai seorang kiai, Gus Dur telah memperkenalkan Kosmopolitanisme Islam dalam kehidupan modern di Indonesia bahkan di dunia.

Tabir inilah yang harus bisa di adopsi oleh generasi NU yang kiprah NU tidak hanya sebatas mempertahankan dan melindungi tradisi masyarakat kaum sarungan.

Ulama-ulama NU tak kalah pentingnya dalam memotivasi peradaban yang di kemas bukan dalam bentuk penampilan tetapi dalam kemampuan inteltual.
Inilah ciri NU, sejak didirikan hingga saat ini masih bersifat eksklusif terhadap penampilan fisik. Namun,  NU lebih terbuka terhadap perkembangan zaman yang memang membutuhkan keterbukaan dalam pemikiran dan intelektualitas yang berbasis agama yang di konversi dengan peradaban yang kian hari semakin berkembang. Dari inilah sikap kooperatif NU terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

NU memang unik dan tidak bisa di intervensi dalam gerak dan langkah.
NU membebaskan kepada warganya untuk berkreasi dalam bidang intelektual, meskipun itu banyak memunculkan pro-kontra di kalangan kiai.
Sikap kooperatif inilah yang menjadikan NU tetap eksis secara perlahan-lahan membangun bangsa ini.
Fikih sentris atau menilai sesuatu dengan hitam-putih, di modifikasi  dengan konten zaman dalam membangun kemaslahatan umat menjadi ummatan wasathan, waahidan dalam bernegara dan berbangsa
yang berperadaban, suatu bangsa untuk menuju ke arah yang lebih sempurna sudah menjadi kepastian terjadinya secara evolutif dan hereditas, yang cenderung bersifat kooperatif terhadap pemikiran-pemikiran baru yang kemudian dikombinasikan dengan pemikiran-pemikiran yang telah ada, guna merubah pola pikir yang lebih maju, dengan dasar petimbangan kitab sucinya dan akal.