“Fitsa Hats” yang Menggelitik Pikiran

318

Oleh: Saefudin Sei*)

Ada-ada saja memang cara berpikir, berhidup dan berperilaku bangsa kita yang majemuk ini. Selalu ada trend baru yang bermula dari hal sederhana mudah diterima dan menggelitik pikiran.

Ceritanya dimulai dari Fitsa Hats kosakata ini dipopulerkan oleh saksi dalam kasus sidang penistaan agama yang ditudukan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Pada sidang ke-empat perkara itu 3 Januari 2017 Ahok mengatakan karena malu Habib Novel Chaidir Hasan menuliskan Pizza Hut menjadi Fitsa Hats. Tapi pernyataan ini kemudian dibantah.

Anehnya, pelafalan Fitsa Hats ini malah ramai dimana-mana. Padahal sih menurut saya biasa aja tuh yang menggelitik kan pelafalannya lalu latarbelakangnya kenapa tidak ditulis Pizza Hut yang memang asalnya dari kosakata Bahasa Inggris.

Nah usut punya usut katanya Habib malu menulis Pizza Hut yang notabene adalah perusahaan asing milik non muslim asal Amerika sonoh makanya kemudian menulisnya tidak kosakata asalanya Pizza Hut tapi Fitsa Hats.

Karena konteksnya adalah bahasa maka biasanya dipengaruhi oleh keturunan. Orang Arab tidak memiliki fonem bilabial (p) makanya kemudian berubah menjadi (b) atau ke yang lebih dekat bunyi pelafalannya yaitu (f).

Sedangnkan Fitsa Hats mungkin saja dipengaruh oleh pelafalan kata yang lebih menggunakan latar bahasa Arab sedangkan orang Indonesia biasanya akan melafalkan Pizza dengan kalimat Pitsa tidak Fitsa.

Tidak saja dari pelafalan kesalahan dalam penulisan pun dan latar belakang penulis mempengaruhi penulisan kata atau abahasa asing dengan bahasa ibu si penulis.

Demikian kiranya ‘Tiba-tiba Ko Laper ya jadi fingin Fitsa Hats’

*Penulis merupakan Pimpinan Redaksi Purwakarta Post