muslim newbie adalah yang memahami agama belum secara kaffah, memulai memahami agama dengan metode filsafat lalu kemudian memverifikasinya melalui dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadist). Tulisan ini hanya sekedar pendapat pribadi mengenai pengalaman saya dalam bermedia-sosial, perlunya kita cerdas dalam beragama itu adalah suatu hal yang harus kita tempuh agar dalam beragama kita tidak serampangan dan mudah terbawa arus. Perdebatan dalil maulid Nabi, dalil solawat, dalil tahlil dan yang terbaru mengenai wali majdub serta mungkin masih banyak persoalan lainya, saya melihat ada satu golongan yang sangat ‘keukeuh’ (gigih) untuk mempersoalkan hal-hal tersebut. Sebagai muslim newbie saya melihat bahwa perbedaan-perbedaan ini menjadi evolusi resistensi beragama, dan menambah keyakinan bahwa beragama memang harus menggunakan akal yang sejalan dengan qolbu. Setelah memverifikasi beberapa persoalan tadi, kita tarik benang merah bahwa setiap aktivitas yang positif, tidak ada larangan yang jelas dalam Al-Qur’an dan Hadist itu merupakan interpretasi yang kemudian dikolaborasikan maka itu bukan suatu perkara yang mereka sebut bid’ah. Contoh saja ketika seperti solawat dan maulid, apabila didalamnya terdapati kalimat-kalimat yang tidak baik seperti menghujat maka itu tidak boleh. Artinya dalam hal ini perbedaan harus kita sikapi dengan menempatkan kebenaran dan kebaikan secara bersamaan,.