Bongkar Kedok ISIS, Gus Najih: Agama Dipolitisasi

264

Bongkar SUBANG – Organisasi Daulah Islamiyah yang populer dengan nama Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim legitimasi Al Qur’an dan Hadits yang pemahamannya banyak berseberngan dengan mayoritas islam.

“Sejak awal sejarah didirikannya, ISIS mengklaim paling benar ihwal pemahaman Agama Islam,” ujar penulis buku Daulah Islamiyah, Muhammad Najih Arromdloni dalam Halaqah dan Bedah Buku Daulah Islamiyah di Ponpes Pagelaran 3, Gardusayang, Cisalak Subang, Sabtu (23/11/2019).

Pria yang akrab disapa Gus Najih tersebut menilai jika pemahaman yang berbeda dari mayoritas pemeluk Agama Islam itu berdampak pada perilaku yang salah.

“Sehingga siapapun yang menentangnya maka akan dianggap sebagai musuh. Sekalipun dari kalangan Muslim, jika berbeda pendapatnya akan dibunuh,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan jika kajian penafsiran dan pemahaman teks Agama (Al Qur’an dan Hadits) yang dilakukan ISIS merupakan upaya politisasi fakta.

“Bahwa Alqur’an dan Hadits itu merupakan perangkat teologis yang menjadi rujukan umat Islam sedunia. Tentunya hal itu mempunyai nilai politis sekaligus tarikan magnetik bagi pihak-pihak yang berkepentingan,” jelas Gus Najih.

Akibatnya, lanjut Gus Najih, politisasi Al Qur’an dan Hadits dalam dimensi sosial menjadi resiko yang tak terhindarkan. “Kita lihat rentetan sejarah dari konflik Suriah misalnya. Negara itu kini hancur lebur karena keterlibatan ISIS beserta afiliasinya yang mengusung konsep khilafah,” tuturnya.

Untuk itu, dirinya berpesan kepada segenap generasi muda khususnya agar berhati-hati dalam memilih sebuah organisasi.

“Bahwa memilih jam’iyah bukan sekedar berjama’ah namun harus sejalan antara harokah, fikrah dan Amaliyah. Dari semua itu Nahdlatul Ulama (NU) lah solusinya,” pungkasnya.

Diberitakan, Halaqah dan Bedah Buku Daulah Islamiyah diselenggarakan atas kerjasama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Subang. Hadir sebagai narasumber, Mantan Ketua Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung, Ayik Heriansyah. (Ade Mahmudin)