Belajar Nasionalisme dari Banser

163

Belajar dari dedikasi masyarakat hubbul wathon negeri ini adalah: Semua akan banser pada waktunya.
Dulu sekitaran awal orde reformasi banser yang merupakan salah satu unit di Anshor NU adalah kelompok yang sering dijadikan “begejekan” dikarenakan kebanyakan anggotanya adalah orang2 kampung lugu taat perintah yang kadang saking lugu dan taatnya sering menerjemahkan perintah dengan ketaatan yang lugu banget.

Banyak kisah2 konyol beredar tentang para banser ini yang menjadi ketawaan para nahdliyin juga pihak luar yang suka ndengerin “begejekan” ala nahdliyin. Apakah para banser marah? Tidak, Mereka “Banser” ikut tertawa bersama lainnya yg menertawakan diri mereka.

Tidak hanya itu, para aktifis “pro demokrasi” era awal reformasi juga tak kalah serunya menyerang keberadaan banser sebagai “militerisme sipil”. Mereka mempermasalahkan keberadaan institusional banser hingga seragamnya yang ala ala militer. Pokoe anti militer dan anti yang mirip2 militer karena ada latihan fisik dan seragam yang mirip. Apakah Banser ciut nyali menghadapi para cendekiawan aktivis itu? Tidak mereka tetap pada ke-Banser-annya.

Seiring waktu dedikasi banser pada hubbul wathon demikian mengemuka di depan publik. Mereka yang asalnya jadi olok2an demokrasi ternyata menunjukkan kesetiaan dan keberanian luar biasa atas komitmen kebangsaan. Mulai dari aksi penyelamatan gereja dari bom di mojokerto, ikut melancarkan lalu lintas mudik hingga aksi2 kemanusian altruistik lainnya.

Tokoh2 besar besar mulai dari Habib Lutfi dan para kiai menyandang simbol2 banser di depan publik dengan penuh bangga hingga kemudian kaum intelektual jga mulai “membanserkan” dirinya sebagai simbol kecintaan pada tanah air.

Berturut-turut kemudian para tokoh pemimpin politik, muballigh hingga seniman dan artis2 turut mempertontonkan diri dalam kostum banser ini.
Bangsa kita benar2 belajar dari sekelompok lugu berdedikasi hubbul wathon ini secara luar biasa. Keluguan, ketaatan dan kesungguhan para banser menjadi uswah hasanah atau teladan di tengah kegelisahan bangsa kita atas hadirnya paham2 asing anti kebangsaan kita yang bhineka.

Jadi jika ada yang masih melecehkan keluguan dan ketaatan yang penuh dedikasi kaum banser ini maka mereka akan kualat pada saatnya..

Kualat dalam bentuk di suatu saat akan berpose dengan bangga dalam kostum banser.
Semua akan Banser pada waktunya

Salam hormat dari Malang.
Mar’atul Makhmudah
Ibu Rumah Tangga.