BANSER SIAPA SIH SAMPEYAN

3828

BANSER SIAPA SIH SAMPEYAN

Oleh: Ruchman Basori
Ketua Kaderisasi Pimpinan Pusat Ansor

Menjadi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) itu tidak gampang. Tidak cukup dengan modal kekuatan fisik dan baris berbaris. Tapi perpaduan antara olah pikir, olah hati dan olahraga. Karena dia bukan semata berperan sebagai pengamanan, protokoler dan segala bentuk kegiatan yang berdimenasi fisik.

Banser bukan pula kumpulan orang pengangguran dan sekedar ngisi waktu luang. Untuk masuk menjadi Banser melalui proses pelatihan yang ketat, disiplin kuat, perjuangan yang melelahkan dan membutuhkan komitmen diri. Di gembleng fisiknya, ditajamkan wawasan keislamannya, kebangsaan dan keindonesiaan serta olah batin berupa riyadloh, puasa dan olah batin lainnya.

Bangun tengah malam, mujahadah dan dilatih olah kanuragan yang membutuhkan keberanian. Benar-benar berat bagi yg melakoninya. Dilatih bukan ala tentara, pamswakarsa, satpam dan pramuka tapi khas model pelatihan yang dirancang oleh sang idiolog, paedagog dan pejuang aswaja dalam bimbingan dan restu para ulama.

Ya Banser adalah pasukan inti Gerakan Pemuda Ansor yg harus serbaguna dari konsep, gagasan dan penguasaan teknis di lapangan. Penguasaan medan, teritorial, peta gerakan dan dakwah mereka kuasai dengan baik karena dilatih bukah hanya sekelompok orang yg dipakein baju lalu bertugas. Kini kurang lebih 1,7 juta Banser tersebar di 34 Provinsi dari Sabang hingga Merauke.

Kendatipun berat memjadi Banser, tetapi mereka yang terjun sebagai pengawal ulama dan NKRI ini adalah yang sudah pasrah bongkoan, berkhidmah ndrek ulama pewaris para nabi. Mungkin pengetahuan agamanya kurang mumpuni, tapi hidmahmya pada ulama tak diragukan lagi. Banyak dalil yang dihafal dan dihayati, namun tidak pamer, karena ketika mereka ditanya mengapa mau jadi Banser, dalilnya mana? Mereka menjawab, “nderek kyai” dan khidmah untuk NU dan Indonesia.

Hujan, badai, panas teriknya matahari, seakan telah menjadi sahabatnya. Lapar sudah biasa, beralaskan tikar dan karpet tidurpun nyenyak, dingin ditengah ngarai dan sepinya malam mereka lalui demi Indonesia ini aman, damai dan toto titi tentrem. Berbagai sebatang rokok dengan 3-4 orang Banser, dan kadang hampir terlewat pembagian konsumsi perayaan karena kesibukannya yang luar biasa. Tapi mereka jalani dengan ikhlas karena semuanya ditambatkan kepada pengorbanan dan perjuangan demi agama, bangsa dan negara.

Banser tidak pernah gila sanjungan, kalau makian, cercaan dan cibiran sudah biasa, misalkan kiprahnya ikut mengamankan rumah-rumah ibadah dan perayaan agama agama lain. Kasus terbaru yang lagi viral, Banser dianggap membubarkan pengajiannya Felix, dianggap lebih pro non muslim dari pada saudara seasama. Bagi Banser tidak pernah gusar karena apa yang dilakukan ada dasar teologis, idiologis, sosiologis dan semangat berbangsa. Kami meyakni ini ajaran agama untuk menjaga dan mencintai negara dan termasuk bangsanya, hubbul wathan minal iman.

Hari-hari ini informasi miring bahkan cenderung fitnah yang kadang sengaja di olah terutama di medsos, seolah-olah Banser membubarkan pengajian, membenrurkan Banser dengan TNI-Polri, antar kelompok umat Islam. Percayalah Banser bukan baru lahir, satu dua tahun ini, tapi lahir jauh sebelum Indonesia merdeka pada April 1934. Pengalaman, tempaan sejarah pahit getirnya zaman sudah dilalui. Semoga coretan ini bermanfaat terutama bagi mereka yang belum paham tentang siapa itu Banser NU.

Pamulang, 8 Nov 2017